TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta memprediksi jumlah pendatang ke Ibu Kota mencapai puluhan ribu setelah Lebaran tahun ini. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Purba Hutapea mengatakan survei yang dilakukan Juni lalu oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyatakan 68.500 orang dari daerah bakal menyerbu Jakarta. Mereka datang sekitar H+1 sampai H+10. (Baca juga: DKI Tak Bisa Cegah Urbanisasi ke Jakarta)
“Meningkat hampir sekitar 30 persen dibandingkan tahun lalu,” katanya saat dihubungi, Jumat, 1 Agustus 2014. Pada 2013 diperkirakan hanya 51.500 penduduk yang datang ke DKI. Peningkatan ini cukup tajam sekitar 17 ribu orang. Meski jumlah pendatang meningkat, diperkirakan hanya 60 persen yang bakal menetap di Jakarta. (Baca juga: Surabaya Waspadai Arus Urbanisasi Pasca-Lebaran)
Menurut Purba, pendatang dapat dikategorikan dalam tiga kelompok. Pertama, kelompok yang menyatakan bakal menetap. "Mereka ini yang 60 persen, karena sudah tinggal lima tahun tapi belum mengurus administrasi kepindahan," dia menjelaskan.
Kedua, kelompok yang menjadikan Jakarta hanya sebagai tempat transit. "Mereka tinggal sebentar di sanak keluarganya, terus mencari pekerjaan di Bogor, Tangerang, dan lainnya. Karena di sana banyak pabrik. "Kelompok ini memiliki keterampilan," kata Purba.
Yang ketiga adalah mereka yang ragu-ragu. Paling lama hanya tinggal sebulan di Jakarta, lalu balik lagi ke daerah asal. Kelompok ini, kata dia, cenderung tidak memiliki keahlian, hanya bermodal nekat.
Meski jumlah pendatang bertambah, Purba tak bakal melakukan operasi yustisi tahun ini. Menurut dia, pemerintah tidak bisa melarang warga untuk masuk ke Jakarta. "Semuanya berhak, warga asing saja diperbolehkan."
ERWAN HERMAWAN
Berita Terpopuler
Jokowi Diingatkan Soal Jatah Menteri buat Partai
Pemakan Semut, Tampak Lemah tapi Mematikan
Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia
Syafi'i Maarif: Dukung ISIS Itu Sinting