TEMPO.CO, Jakarta - Sosiolog dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Musni, mengatakan urbanisasi merupakan masalah yang biasa timbul saat musim mudik berakhir. "Membeludaknya pendatang ke kota besar atau urbanisasi," katanya saat dihubungi Tempo, Seni,n 4 Agustus 2014. (Baca juga: DKI Tak Bisa Cegah Urbanisasi ke Jakarta)
Menurut Musni, urbanisasi sebetulnya tidak menjadi masalah, asalkan para pelakunya membawa bekal berupa kemampuan. "Kalau tidak, percuma berharap bisa dapat kehidupan yang lebih baik di kota besar," ujarnya. (Baca: Ahok Tak Gelar Operasi Yustisi Usai Lebaran)
Faktor pendorong urbanisasi, tutur Musni, masih belum berubah dari tahun ke tahun. Yakni, soal kurangnya kesempatan kerja di desa. Musri menilai ketimpangan antara kota besar dan pedesaan masih besar, sehingga arus urbanisasi sulit dibendung, bahkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprediksi jumlah pendatang ke Ibu Kota mencapai puluhan ribu setelah Lebaran tahun ini. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Purba Hutapea mengatakan survei yang dilakukan Juni 2014 lalu oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyatakan 68.500 orang dari daerah bakal menyerbu Jakarta. Mereka datang mulai H+1 sampai H+10 Lebaran.
“Meningkat hampir sekitar 30 persen dibandingkan tahun lalu,” katanya saat dihubungi, Jumat, 1 Agustus 2014. Pada 2013 diperkirakan hanya 51.500 penduduk yang datang ke DKI. Peningkatan ini cukup tajam, yakni sekitar 17 ribu orang. Meski jumlah pendatang meningkat, diperkirakan hanya 60 persen yang bakal menetap di Jakarta. (Baca: Konsep Surat Perjanjian Pendatang di DKI Tak Jelas)
PRAGA UTAMA
Berita Lainnya:
KJP dan KJS Bikin Pendatang Tertarik ke Jakarta
Denda Parkir 1 Juta, Apa Kabar Operasi Cabut Pentil
Kebijakan 3 in 1 dan Contraflow Kembali Berlaku