TEMPO.CO, Bogor - Perjalanan KRL Commuter Line dari Stasiun Besar Bogor sudah normal setelah genangan yang merendam rel antara Bojong Gede dan Cilebut surut. Genangan pada Jumat malam, 15 Agustus 2014, itu mengakibatkan retakan tanah di lokasi bekas longsoran tanah di rel Kilometer 45, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
"Rel yang sebelumnya tergenang air di lokasi bekas longsoran tahun lalu sudah bisa diatasi dan dilintasi oleh rangkaian Commuter Line dari dua arah," kata Kepala Stasiun Besar Bogor Darmin kepada Tempo, Sabtu, 16 Agustus 2014. (Baca: Kronologi Longsor di Jalur Cilebut-Bojong Gede)
Darmin mengatakan rel yang sempat tergenang air itu dinyatakan aman dilalui kereta pada pukul 24.00. Dengan demikian, pada Sabtu pagi ini tidak ada penundaan atau pembatalan pemberangkatan rangkaian KRL dari Stasiun Bogor.
Darmin melanjutkan, sejumlah rangkaian Commuter Line yang sempat tertahan di Stasiun Bogor pada Jumat malam kini sudah bisa melintasi rel tersebut. "Namun, di lokasi retakan tanah, kecepatan Commuter Line tidak maksimal. Hanya bisa dilintasi dengan kecepatan 5 kilometer per jam," katanya.
Setelah melintasi lokasi tersebut, kecepatan KRL bisa kembali normal, yakni 70-80 kilometer per jam. Dia mengatakan rangkaian KRL pertama diberangkatkan pada pukul 04.11 dari Stasiun Besar Bogor hari ini. "Jadwal tetap sesuai. Seperti biasa, pemberangkatan KRL pertama dari Bogor pukul 04.11 dengan tujuan Jatinegara," kata Darmin.
Menurut dia, tidak ada antrean dan penumpukan calon penumpang KRL di Stasiun Besar Bogor pada hari ini. Sebab, banyak pelanggan KRL yang libur. "Kalau hari ini kebanyakan hanya penumpang wisata, sementara penumpang tetap kami yang karyawan sebagian besar libur karena hari Sabtu," katanya. (Baca juga: Tragis, Ibu Bayi Tewas Tertimbun Longsor di Bogor)
M. SIDIK PERMANA
Berita Lainnya:
Bila Jadi Ketua Umum, Agung: Golkar Dukung Jokowi-JK
Di Maria Rela Jadi Pemain Termahal MU
Khotbah di Masjid NU dan Muhammadiyah: ISIS Sesat