TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan bahwa efek Jokowi tak mampu mengangkat indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam waktu lama seperti yang diprediksi sebelumnya. Pada penutupan perdagangan, Jumat, 22 Agustus 2014, IHSG turun 0,216 persen pada level 5.194,498. Padahal, sebelumnya, indeks sempat menguat sesaat setelah pasar dibuka.
Reza mengatakan bahwa melemahnya IHSG dikarenakan aksi ambil untung oleh pemodal asing pada pembukaan indeks. Menurutnya, para investor sudah memprediksi momentum penguatan saham jelang putusan MK.
“Sebelumnya pasar memang berekspektasi gugatan Prabowo ditolak MK. Oleh sebab itu, ketika harga saham naik, mereka langsung jual saham,” kata Reza
Reza mengungkapkan bahwa efek Jokowi tak berpengaruh lama, bahkan pengaruhnya tak sebesar pilpres 2014. Menurutnya, pasar belum bisa dikatakan stabil meski MK telah memutuskan Jokowi-JK memenangkan pilpres 2014. Menurutnya, pasar akan menunggu momentum selanjutnya untuk dijadikan patokan berinvestasi.
“Pasar ini belum begitu stabil, masih menunggu Jokowi mengumumkan nama kabinet,” kata Reza saat dihubungi melalui telepon.
Ia memaparkan bahwa kemungkinan IHSG akan menguat signifikan saat Jokowi mengumumkan nama kabinet yang sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, Reza belum bisa memprediksi angka pastinya karena menurutnya pergerakan saham masih bergerak variatif hingga 3-4 hari ke depan.
CANTIKA BELLIANDRA
Terpopuler:
MK Tolak Seluruh Gugatan Prabowo
SBY Merasa Dituduh Merecoki Jokowi
Dipanggil 'Presiden', Jokowi Beri Hormat Sempurna
Jokowi dan JK Mulai Silang Pendapat Soal Kabinet