Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisruh RUU Pilkada, Perangkat Desa Geruduk PKS

Editor

Zed abidien

image-gnews
Seorang mahasiswa meneriakkan yel yel demokarasi saat demo menolak RUU Pilkada di depan kantor DPRD Jawa Tengah Jalan Pahlawan, Semarang, 16 September 2014. TEMPO/Budi Purwanto
Seorang mahasiswa meneriakkan yel yel demokarasi saat demo menolak RUU Pilkada di depan kantor DPRD Jawa Tengah Jalan Pahlawan, Semarang, 16 September 2014. TEMPO/Budi Purwanto
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekitar seratus orang kepala dukuh dari empat kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta; Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo, mendatangi gedung DPRD Yogyakarta untuk menyatakan dukungan atas pemilihan kepala daerah secara langsung, Rabu siang, 17 September 2014.

Ditemui lima legislator DIY, Ketua Paguyuban Dukuh Kabupaten Sleman Sukarjo memprotes sikap Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional. "Mana PKS dan PAN?" kata dia di depan peserta pertemuan yang berlangsung di lantai III gedung DPRD.

Sikap politik PKS dan PAN, menurut dia, tak konsisten. Ia menilai tahun-tahun sebelumnya kedua partai itu merupakan partai yang getol menyuarakan pemilu kepala daerah secara langsung. "Tapi kenapa sekarang balik mendukung pilkada lewat DPRD," kata dia dengan suara meninggi. (Baca: Pilkada Langsung Irit Anggaran Rp 35 Triliun)

Ketua Paguyuban Dukuh Yogyakarta Sukiman mengatakan pemilihan kepala daerah melalui DPRD telah merampas hak rakyat untuk menentukan pemimpinnya. Jika para politikus berdalih pilkada tak langsung itu untuk memangkas biaya pemilihan, bukan pilkada langsung yang harus dihilangkan. Melainkan bisa melalui perbaikan sistemnya, semisal menggelar pilkada secara serentak.

Kedatangan ratusan kepala dukuh itu diterima Ketua Sementara DPRD Yogyakarta Yoeke Indra Agung Laksana. Namun tak semua pimpinan fraksi hadir menemui kepala dukuh. "Kami sudah sampaikan (undangan rapat) pada fraksi-fraksi," kata politikus PDI Perjuangan itu. Sebagian legislator, kata dia, kini sedang terlibat dalam rapat pembahasan tata tertib, kode etik, dan tata cara beracara.

Selain Yoeke, empat legislator yang hadir adalah Sukarman (fraksi Golkar), Atmaji (PAN), Yose Rizal (Gerindra), dan Sambudi (NasDem). Tak terlihat terlihat legislator asal PKS dalam pertemuan itu. "Saya mewakili fraksi Kebangkitan Demokrasi," kata Sambudi menyebut nama fraksi gabungan partainya dengan PKB di DPRD Yogyakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Atmaji mengatakan akan menyampaikan aspirasi para kepala dukuh itu pada pimpinan partainya di tingkat pusat. Namun demikian, ia mengakui, perubahan sistem pemilihan kepala daerah sejak pasca-reformasi itu telah membingungkannya. "Saya yang di partai saja bingung," kata dia di depan forum. "Lima tahun sekali ganti, padahal (manfaatnya) belum dirasakan masyarakat." (Baca: PAN: Pilkada Langsung Itu Budaya Barat)

Legislator Yogyakarta asal PKS, Zuhrif Hudaya, mengatakan memang tak ada rekannya yang hadir dalam pertemuan dengan kepala dukuh itu. Hari ini, ia melanjutkan, hanya ada dua anggota fraksinya yang hadir di ruangan fraksi. Selain dirinya, seorang lain adalah Ketua Fraksi PKS Arief Budiono.

Keduanya sedang memimpin rapat koordinasi dengan ketua fraksi PKS kota dan kabupaten. "Jadi bukan menghindar," kata dia. Adapun anggota fraksi PKS DPRD DIY lainnya, "Sedang ada (rapat) konsultasi."

Perubahan sikap politik PKS tentang pilkada, kata dia, merupakan keputusan partai di tingkat pusat. "Alasannya, dinamika politik terus berkembang," kata dia. (Baca: Pilkada DPRD Dianggap Berangus Partisipasi Rakyat)

ANANG ZAKARIA


Baca juga:
Ahok Ancam Turunkan Pangkat Pejabat Pungli
BNPB Prediksi Kebakaran Hutan Makin Tinggi
Karikaturis Tempo, Priyanto Sunarto Meninggal
Karikaturis Tempo, Priyanto Sunarto Berpulang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cerita dari Kampung Arab Kini

16 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

20 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

56 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

8 Maret 2024

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.