TEMPO.CO, Bandung - Letusan Gunung Slamet yang terjadi, Rabu, 17 September 2014, pukul 10.37 WIB, menghasilkan kolom letusan setinggi seribu meter dan lontaran material pijar. "Lontaran material pijar mencapai 1.500 meter ke arah barat, barat laut, dan utara," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Muhamad Hendrasto. (Baca: Angin Kencang, Lereng Slamet Hujan Debu)
Letusan Rabu, 17 September 2014, ini tercatat tiga kali, yaitu pukul 10.37 WIB, 10.47 WIB, serta 11.00 WIB. Menurut dia, Gunung Slamet masih berpotensi menghasilkan letusan dengan pola sudah diperlihatkannya selama periode gunung itu berstatus siaga sejak 12 Agustus 2014.
Baca Juga:
Kecenderungan ke depan, kata Hendrasto, masih terjadi erupsi dengan pola erupsi yang sama dengan sebelumnya (baca: Sepuluh Menit, Lava Pijar Gunung Slamet Menyembur Empat Kali). Hendrasto mengatakan letusan yang terjadi hari ini bukan yang terbesar.
Letusan terbesar yang teramati gunung itu sempat menghasilkan kolom abu setinggi 2.000 meter, sekaligus menghasilkan lontaran batuan pijar hingga radius dua kilometer dari kawah aktif gunung itu.
Status aktivitas gunung api itu masih tetap berada siaga atau level III. "Rekomendasinya tetap, tidak diperkenankan ada aktivitas dalam radius 4 kilometer," kata Hendrasto.
AHMAD FIKRI
Terpopuler:
Bimbim Slank Demen Bila Ahok Marah
Ini Daftar Kandidat Kuat Pengisi Kabinet Jokowi
Jokowi Siapkan 2 Pos Menteri untuk Partai KMP