TEMPO.CO, Cirebon - Gara-gara diboikot Koalisi Merah Putih, rapat paripurna penetapan pimpinan DPRD Kota Cirebon menemui jalan buntu. Pembahasan Rancangan Anggaran Pembangunan Daerah (RAPBD) 2015 pun dipastikan molor. “Tertundanya penetapan pimpinan Dewan akan berdampak tertundanya pembahasan RAPBD 2015 yang akan dibahas pada 23 September 2014,” kata pimpinan sementara DPRD Kota Cirebon, Edi Suripno, Kamis, 18 September 2014.
Rapat paripurna penetapan pimpinan DPRD Kota Cirebon seharusnya dimulai pada pukul 09.00 WIB, Kamis, 18 September 2014. Namun, hanya 16 anggota Dewan yang hadir. Karena tidak memenuhi kuorum, yaitu dua per tiga jumlah legislator, sidang paripurna pun ditunda satu jam. Rapat terpaksa kembali ditunda karena jumlah anggota Dewan yang hadir sejam kemudian tidak bertambah. Rapat akhirnya diundur menjadi Selasa pekan depan, 23 September 2014.
Edi mengatakan akan terus melakukan lobi dengan para anggota Dewan, termasuk Ketua DPC Partai Demokrat Kota Cirebon yang juga menjabat Wakil Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis. “Lobi ini untuk memecahkan kebuntuan komunikasi di antara mereka,” katanya.
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD Kota Cirebon, Abdullah, mengaku sengaja memboikot rapat paripurna ini. “Ini sebagai bentuk protes kami kepada pimpinan sementara agar jangan arogan,” katanya.
Dia meminta masalah panitia khusus tata tertib DPRD Kota Cirebon segera diselesaikan. Anggota Dewan sudah dilantik lebih dari sebulan lalu, tapi hingga kini masalah tersebut belum selesai. “Kalau tatib DPRD selesai, maka alat kelengkapan bisa segera dibentuk, sehingga Dewan bisa bekerja dengan jelas,” ujarnya.
Koalisi Merah Putih dengan jumlah anggota 18 orang di DPRD Kota Cirebon ingin berperan lebih besar dalam alat kelengkapan Dewan. “Tapi ada pihak lain yang berusaha menjegal, padahal jumlah mereka hanya sedikit,” kata anggota Dewan yang enggan disebutkan namanya.
Menurut Dani Mardani, politkus Partai Amanat Nasional, lobi di antara dua kekuatan, yaitu Koalisi Merah Putih dan Koalisi Kerakyatan, hingga kini belum menemui kata sepakat. “Suasana seperti ini dalam politik biasa saja,” ujarnya.
IVANSYAH
Terpopuler:
Jokowi Disebut Ingkar Janji, Ini Pembelaan Ruhut
Gerindra Kumpulkan 5.000 Kadernya Akhir Pekan Ini
Ahok Pilih Nachrowi Jadi Wagub, Lupa 'Haiya, Ahok'
Paham Ini Jadi Cikal-Bakal ISIS
Bahas Jakarta, Ahok Jamu Airin Makan Malam