TEMPO.CO, Jakarta - Para Polwan yang menyajikan informasi lalu lintas atau kriminalitas di layar kaca wajib menjalani pelatihan public speaking. Materi itu disampaikan oleh Pius Pope, seorang pengajar jurnalisme siaran radio dan televisi di Lembaga Pers Dr. Soetomo. (Baca: Polwan Cantik Belajar Sorot Mata Cinta)
Pius Pope mengarahkan bagaimana para Polwan ini mengolah vokal dan gesture tubuh mereka. Sebelum dilatih, sebagian besar suara para Polwan bernada tinggi. "Karena kami terbiasa bertugas di lapangan, maka nada suaranya seperti itu," kata Ipda Syabillah Putri Ramadhani, presenter info lalu lintas di TVOne, kepada Tempo, Kamis 11 September 2014. (Baca: Kegemukan, Polwan Cantik 'Dihukum')
Saat mendengarkan suaranya sendiri di rekaman pertama, Syabillah malu. "Di kamera belum sempurna dan lihat rekaman sendiri malu. Kok begini banget ya," ujarnya sambil tersipu. Syabillah mengaku tak mudah mengolah vokal menjadi nada suara yang pas di telinga pemirsa. (Baca: Polwan Cantik, Jerawatan Jadi Mulus)
Menurut Pius Pope, pembaca acara sebaiknya menggunakan suara medium dalam menyampaikan informasi. "Di telinga penonton, suara jenis ini membuat suasana akrab, hangat, sehingga pemirsa mau menyimak," ujarnya. (Baca: Polwan Cantik Jangan Jadi Sespri Atasan)
Selain mengajarkan vokal, Pius juga menghadapi para Polwan yang tempo bicaranya terbilang cepat. "Ini tidak disukai penonton. Bisa-bisa pemirsa langsung ganti channel," ujarnya. Lantaran bicara cepat, artikulasi kata menjadi tak jelas, sehingga informasi tak tersampaikan dengan baik. (Baca: Polwan Cantik Menyamar Jadi Korban Trafficking)
Rupanya, tempo bicara yang cepat ini dilakukan karena Polri ingin menyampaikan banyak pesan. "Jadi maunya cepat-cepat karena slot waktu terbatas, ya enggak bisa seperti itu dong. Nanti malah orang enggak mau nonton," kata Pius Pope. (Baca juga: Sosok Misterius di Balik Make Over Polwan Cantik)
AMIRULLAH
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD | IIMS 2014
Berita terpopuler lainnya:
Prabowo Klaim Gerindra Kalah karena Kurang Duit
Tidak Jadi Menteri, Abraham Siap Maju Pilpres 2019
Asian Games 2018, Ahok: Jokowi Jadi Sukarno Kedua
Jokowi: Bangsa Besar Tidak Cukup Dibangun Empat Partai
erempuan ini Letakkan Sesajen di Pintu Gedung KPK