TEMPO.CO, Damaskus - Tiga tahun pertempuran sengit di Suriah ternyata menghancurkan beberapa situs arkeologi. Berdasarkan pantauan satelit, lima dari enam situs warisan dunia di negara itu menunjukkan kerusakan yang signifikan. Beberapa di antaranya malah telah menjadi puing-puing.
Fakta tersebut dilaporkan oleh lembaga nirlaba American Association for the Advancement of Science (AAAS). “Hanya satu dari enam situs di Suriah, tepatnya di kota kuno Damaskus, yang belum rusak,” ujar Direktur Teknologi Geospasial dan Hak Asasi Manusia AAAS Susan Wolfinbarger, seperti dikutip dari Livescience.com pada Senin, 22 September 2014. (Baca: Ilmuwan Mengintip Perang Suriah Lewat Satelit)
Kelima situs ini antara lain situs di kota kuno Aleppo, Bosra, Palmyra, dua benteng kuno bernama Crac des Chevaliers dan Qal’at Salah El-Din, dan situs di beberapa bukit di Suriah Utara (Jebel Seman, Jebel Barisha, Jebel Al A’la, Jebel Wastani, dan Jebel Zawiye). Citra satelit menunjukkan kerusakan luas dialami situs kuno di Aleppo.
Pantauan sebelum dan sesudah analisis selama 2011-2014 juga menunjukkan kerusakan di beberapa masjid bersejarah di Suriah, seperti Masjid Agung Aleppo, Souq al-Madina, Hammam Yalbough an-Nasry, dan Khusruwiye. Banyak sekolah al-Quran dan bangunan bersejarah lainnya di selatan dan utara Suriah rusak lantaran mortir perang.
Wolfinbarger mengatakan kerusakan parah juga dialami di selatan Suriah. Di daerah tersebut banyak bangunan peninggalan raja dari abad 13-19 Masehi. Teater Romawi kuno di Kota Bosra pun tak lepas dari dampak perang. Pangkalan militer baru dibangun di atas situs arkeologi ini. Padahal, peninggalan Romawi tersebut memanjang hingga Palmyra. (Baca: Kaki Sphinx Ditemukan di Israel)
Kota Palmyra berada di timur laut Damaskus. Reruntuhan Romawi di kota tersebut menggabungkan seni Yunani-Romawi dengan pengaruh Persia. Karena penggabungan itu, UNESCO sampai menasbihkan reruntuhan tersebut sebagai salah satu pusat kebudayaan paling penting dari dunia kuno.
Situs lainnya yang hancur adalah Crac des Chevaliers, benteng yang dibangun Tentara Salib. Benteng ini mengalami kerusakan besar pada bangunan utama dan menara di tenggara benteng. UNESCO pun menempatkan enam situs warisan dunia tersebut pada “Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya” pada 2013 saat perang Suriah telah menewaskan 100 ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi.
“Dari kontak dengan beberapa sumber di Suriah, kami mengetahui bahwa ada kerusakan di beberapa situs di Suriah. Tapi kami tak menyangka kerusakannya sebesar ini,” ujar Direktur Penelitian dan Program, Penn Cultural Heritage Center, University of Pennsylvania Museum of Archaeology and Anthropology, Brian Daniels.
Citra satelit ini dirilis akhir pekan lalu, sehari sebelum pertemuan Smithsonian Institution untuk menghormati Konvensi Den Haag 1954. Para peneliti berencana untuk membahas kerusakan dan upaya intervensi di Suriah pada pertemuan tersebut.
“Ada kewajiban bagi kami untuk membantu rekan-rekan di Suriah dalam melindungi situs-situs bersejarah ini agar dapat dilihat oleh generasi mendatang,” kata anggota Protection Cultural Property Smithsonian Institution, Corine Wegner. Di lain pihak, Wolfinbarger memastikan AAAS akan terus memantau situs kuno di Suriah.
AMRI MAHBUB
Berita Terpopuler
Tim Cook Berfoto Selfie dengan Pengantre iPhone 6
Ditemukan Kerangka Sejoli Berusia 700 Tahun
Mau Antre Beli iPhone6 ? Sewa Orang Ini
Advan Kini Dilengkapi Anti Virus Trend Micro