TEMPO.CO, Jakarta - Presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla, siap menyeleksi 40 orang dari berbagai ahli disiplin ilmu untuk dijadikan menteri dalam kabinet pemerintahan mendatang. Mereka merupakan saringan dari 800 calon yang masuk radar intaian Tim Transisi.
Deputi Tim Transisi Bidang Aristektur Kabinet Andi Widjajanto mengatakan, dalam penyeleksian calon menteri, timnya menggunakan partisipasi publik dalam mengajukan setiap nama calon kandidat menteri. "Awalnya, sekitar 800-an, sekarang tinggal 200," ujarnya di Rumah Transisi tadi malam.
Lalu, seorang headhunter atau ketua yang dipilih Tim transisi memilahnya menjadi tiga bagian yang dihitung berdasarkan rekam jejak masing-masing kandidat. Tier satu diisi calon yang telah mencapai puncak dalam kariernya, sementara dua tier lainnya diisi kalangan profesional dan perwakilan partai. "Nah, yang dilihat Pak Jokowi itu tier satu," tuturnya. (Baca: Soal Kabinet, Jokowi: Jumlah Menteri Seleksi Turun)
Khusus tier satu, kata Andi, tak kurang dari 40 orang dari kalangan profesional masuk dalam radar utama seleksi oleh Jokowi. Mereka sengaja telah disiapkan mantan Wali Kota Solo itu untuk mengisi pos menteri. "Seratus persen profesional untuk mencari yang 18, sementara yang 16 (menteri dari partai) saya tidak tahu," ujarnya. Sedangkan dua tier sisanya, penetapan nama menteri sepenuhnya diserahkan kepada tim.
Andi menyatakan, dalam seleksi calon menteri, semua kandidat yang masuk tahap awal bakal melalui uji publik yang ketat, sementara penetapannya langsung di bawah instruksi Jokowi. "Saya tidak tahu prosesnya bagaimana." (Baca: Investor Waswas Tunggu Kabinet Jokowi)
Putra mantan politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Theo Safei, itu mengaku belum mengetahui siapa saja yang telah dinyatakan lulus. Tim masih menunggu penyelarasan dari tiap pojka untuk selanjutnya dilaporkan ke Jokowi. "Ibu Rini minggu ini akan memberikan instruksi apa saja yang harus dilakukan," tutu Andi.
Akbar Faisal, Deputi Tim Transisi lainnya, mengatakan saat ini pokja kabinet masih menyelaraskan nama kelembagaan atau kabinet yang dipersiapkan untuk pemerintahan mendatang. "Mengganti nama itu bukan persoalan mudah. Ada beban anggaran juga, plang nama, dan segala macam, sementara kita akan melakukan penghematan," ujarnya. (Baca: Akbar Faizal: Menteri Profesional Harus Berani)
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta itu telah membocorkan nama kabinet untuk pemerintah mendatang. Meski tidak secara pasti menyebut namanya, Jokowi membocorkan beberapa nama, di antaranya Kabinet Kerja dan Perubahan dan Kabinet Kerja Trisakti.
Rencananya, Jokowi akan mempertahankan jumlah 34 kementerian, seperti pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Hanya nomenklaturnya saja yang akan diubah.
JAYADI SUPRIADIN
Baca juga:
KPK Pelajari Pencabutan Hak Remisi Koruptor
Suharso: Pilkada Langsung Sesuai Khittah PPP
Kata Sultan Hamengku Buwono X Soal RUU Pilkada
Ade Sara Sempat Tak Kenali Jenazah Anaknya
Muhammadiyah Pastikan Idul Adha 4 Oktober