TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie mengatakan dirinya akan melakukan salat istikharah (meminta petunjuk Tuhan). Ibadah itu dilakukannya secara khusus untuk menentukan siapa yang layak menjadi pimpinan di DPR dan MPR.
"Subuh besok akan saya umumkan," kata Aburizal saat memimpin rapat pleno di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Sabtu dinihari, 27 September 2014. "Mudah-mudahan siapa yang terpilih nanti adalah kader terbaik Golkar." (Baca: Koalisi Merah Putih Dukung Golkar jadi Ketua DPR)
Aburizal mengatakan tak akan mendasarkan pilihannya kepada orang yang dekat dengan dirinya semata. "Tetapi orang itu adalah yang terbaik bagi Golkar di masa sekarang dan nanti," katanya.
Ia mengatakan ada tiga nama yang sangat menonjol. Mereka adalah Ketua Fraksi Setya Novanto, Wakil Ketua Umum Fadel Muhammad, dan Wakil Bendahara Umum Ade Komaruddin. Sedangkan untuk menjadi Wakil Ketua MPR, Golkar memiliki beberapa kandidat juga. Di antaranya Titiek Soeharto, Agun Gunandjar Sudarsa, Mahyudin, dan Aziz Syamsudin.
Setya dianggap mumpuni dalam melakukan lobi antarfraksi. Aziz Syamsudin menganggap keberhasilan mengegolkan RUU Pilkada semalam tak lepas dari campur tangan Setya dalam meyakinkan semua fraksi di Koalisi Merah Putih. "Syarat Ketua DPR lainnya adalah berani tekor," katanya. Kalau tak berani, kata dia, mana bisa program-program berjalan.
Adapun Fadel dianggap tokoh senior yang minim sorotan negatif. "DPR besok ini medan tempur sengit karena hanya ada dua koalisi," kata seorang peserta rapat. "Harus orang bersih yang jadi."
Sedangkan Ade dicalonkan oleh beberapa pengurus Golkar sebagai bentuk penghormatan atas etika distribusi kekuasaan, selain karena pengalaman politiknya. Salah seorang peserta mengatakan Ketua DPR dari Golkar sebelumnya adalah Agung Laksono yang berasal dari Kosgoro 1987. Dan sekarang, Priyo Budi Santoso dari Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).
"Seharusnya sekarang gantian dari Ketua Umum Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI)," kata pengurus Golkar itu. Dalam sejarah partai ini, organisasi-organisasi yang disebut itu merupakan kelompok induk organisasi (KINO) yang menjadi kekuatan pembentuk Partai Golkar.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Terpopuler:
RUU Pilkada, SBY Minta Dalang Walkout Diusut
Demokrat Walkout RUU Pilkada, Ruhut: Siapa yang Ngibulin?
UU Pilkada Tak Berlaku di Empat Daerah Ini
Pengamat: RUU Pilkada Balas Dendam Kubu Prabowo
Ahok dan Ridwan Kamil Bisa Jadi Motor Gugat UU Pilkada