TEMPO.CO, California - Facebook meminta maaf kepada komunitas waria, gay, lesbian, dan transgender atas kebijakan pembatasan identitas. Media sosial paling populer sejagat raya ini sebelumnya menghapus akun milik anggota kelompok tersebut karena tidak menyertakan nama asli.
“Saya meminta maaf kepada teman-teman yang terkena dampak ini dan menemui kesulitan dengan Facebook selama beberapa pekan terakhir,” ujar Chief Product Officer Facebook, Chris Cox, yang dilansir BBC, Kamis, 2 Oktober 2014.
Adapun juru bicara Trasgender Law Center, Mark Snyder, menyatakan rencana untuk menggelar protes di San Fransisco terkait dengan pembatasan identitas tersebut. “Ini sangat jelas bahwa Facebook merasa bersalah dan mencari solusi agar kami membuka jati diri secara online,” ujarnya kepada kantor berita AFP.
Dia melanjutkan, tidak hanya kelompok waria yang memiliki alasan khusus untuk menyembunyikan identitasnya di dunia maya. Hakim, pekerja sosial, guru, pekerja hiburan, dan korban kekerasan juga berhak untuk melakukan hal serupa.
Protes juga datang dari aktivis gay, Michael Williams yang menggunakan pseudonym (nama samaran) Sister Roma. Dia merupakan anggota komunitas bernama Sister of Perpetual Indulgence.
Dalam surat terbukanya, Williams menyatakan aturan yang mewajibkan pengguna Facebook mencantumkan nama asli akan berujung pada kekerasan. “Semua orang harus merasa aman ketika berbicara, baik secara online maupun offline,” ujarnya dalam surat tersebut.
Akibat beragam penolakan terhadap kebijakan Facebook, kini muncul jejaring sosial tandingannya yang bernama Ello. Media sosial ini mendukung penggunanya untuk menyembunyikan identitas.
BBC | CNET | SATWIKA MOVEMENTI
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD
Berita terpopuler lainnya:
Tim Transisi Jokowi: Peluang Koalisi Tertutup
Anulir UU Pilkada, SBY Teken Perpu
Chairul Tanjung: Tak Ada Anggaran untuk Lapindo
Dahlan Iskan Pernah Diancam Anaknya