TEMPO.CO , Jakarta:Gerhana bulan total akan terjadi pada Rabu sore, 8 Oktober 2014. Kejadian ini diprediksi akan menampakkan pemandangan kosmik yang sangat langka, karena gerhana bulan total dan matahari bisa dilihat secara bersamaan. Fenomena langka ini disebut “selenelion”.
Fenomena ini terjadi karena matahari dan bulan berada persis pada sudut 180 derajat. Dalam posisi yang setara ini (dalam dunia astronomi disebut Syzygy), memang observasi sulit dilakukan. Namun, berkat atmosfer bumi, gambar dari matahari dan bulan akan tampak di langit melalui pembiasan atmosfer.
“Pembiasan tersebut memungkinkan orang di bumi untuk melihat gerhana bulan dan matahari secara bersamaan selama beberapa menit,” ujar Kepala Pusat Penelitian Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Clara Yatini, saat dihubungi, Selasa, 7 Oktober 2014.
Clara mengatakan, fenomena tersebut memang fenomena langit biasa. Matahari dan bulan, kata dia, akan tampak di atmosfer bumi.
Hanya, kata Clara, hanya wilayah Indonesia bagian timur yang akan dapat melihat fenomena ini. “Sebab prosesnya cukup cepat, sekitar beberapa menit,” ujarnya. Sementara, gerhana akan berlangsung cukup lama.
Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, mengatakan gerhana akan berlangsung sejak pukul 16.15 sampai 19.35 WIB. Karena itu, menurut dia, gerhana total yang terjadi pada 16.25 sampai 18.24 WIT tak terlihat di Indonesia bagian barat. “Saat muncul di bagian barat, bulan langsung tampak gerhana,” katanya.
Fenomena selenelion sebelumnya pernah terjadi 25 tahun silam, tepatnya pada Agustus 1989. Saat itu seorang astronom dari Sky & Telescope, Bradley Schaefer, mempelajari visibilitas bulan ketika berada rendah di angkasa. Dia mencatat, bahwa bulan purnama dan matahari hanya terlihat sekitar dua derajat di bawah cakrawala.(baca: Misteri Sisi Gelap Bulan Akhirnya Terpecahkan)
Penampakan matahari dan bulan, menurut Schaefer, tergantung kondisi langit. Fenomena tersebut juga hanya bisa disaksikan selama 10-15 menit sebelum langit benar-benar gelap.
Di daerah pesisir timur Amerika Serikat dan Kanada, fenomena tersebut menampakkan sketsa langit yang cukup menawan. Cahaya rendah, yang terhalang senja, akan membiaskan cahaya biru pekat.
“Sebuah pemandangan yang menarik bagi seniman dan astrofotografer,” tulis Joe Rao, pengajar tamu Hayden Planetarium New York, seperti dikutip dari Livescience, Selasa, 7 Oktober 2014.
Pemandangan menarik tersebut akan terlihat di Toronto, selatan Lembah Ohio, Piedmont, dan Gulf Coast Florida. Kemudian bulan akan membentuk sabit di langit. Lebih ke barat bentuk bulan akan terlihat semakin penuh di Great Lakes dan Deep South, Teluk Meksiko.
Bulan akan semakin penuh di beberapa daerah dengan catatan langit bebas dari kabut. Di antaranya yaitu, Minnesota, Iowa Barat, bagian timur Nebraska dan Kansas, serta bagian tengah Oklahoma dan Texas. Di wilayah ini pun kemungkinan besar juga dapat melihat noda penumbra samar pada tungkai kanan bulan.(Baca: Planet Mirip Bumi Diduga Tak Nyata)
AMRI MAHBUB
Berita Lain
Purwarupa iPhone 6 Laku Rp 1,2 Miliar di eBay
Akuisisi Rampung, CEO WhatsApp Dapat Saham US$ 2 M
Mumi Janin Hasil Aborsi Ditemukan di Italia
Sikorsky S-97 Raider, Helikopter Tempur Andalan AS