TEMPO.CO, Jakarta - Penolakan pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta terus menguat. Sejumlah organisasi masyarakat, seperti Front Betawi Rempug, Front Pembela Islam, dan Forum Umat Islam, terus berdemonstrasi di gedung DPRD DKI Jakarta setiap pekan, memprotes rencana pelantikan Ahok.
Kepastian Ahok jadi Gubernur DKI sendiri memang masih mengawang-awang. Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya di DPRD DKI Jakarta mengatakan jadi atau tidaknya Ahok naik pangkat ditentukan dalam paripurna yang akan digelar setelah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dilantik jadi presiden pada 20 Oktober mendatang.
Meski begitu, fraksi lain menganggap, terlepas dari ada fraksi yang tak setuju Ahok dilantik, Ahok tetap otomatis jadi Gubernur DKI menggantikan Jokowi. Hal itu merupakan ketentuan undang-undang yang menyatakan wakil gubernur dilantik menggantikan gubernur yang berhalangan tetap. (Baca: Polisi: Demonstran Anti-Ahok Sengaja Bikin Rusuh)
Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di DPRD DKI Jakarta Jhonny Simanjunta mengatakan, atas dasar undang-undang tersebut, sebetulnya tak ada alasan untuk menolak Ahok jadi Gubernur DKI. "Penolakan dari mana pun tak menggugurkan pelantikan Ahok," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat, 10 Oktober 2014.
PDIP sendiri, menurut Jhonny, menilai Ahok adalah sosok yang pantas memimpin Ibu Kota. "Dia punya kualitas sebagai pemimpin," ujarnya. Beberapa hal yang dianggap jadi kelebihan Ahok, kata dia, ialah sikap tegas, kesederhanaan, dan prinsip Ahok yang selalu mengutamakan kepentingan warga daripada kepentingan politik.
"Dan yang terpenting, kita semua tahu Ahok itu pemimpin yang bersih," ujar Jhonny. Semua kualitas itu seharusnya melancarkan langkah Ahok menduduki kursi DKI-1. (Baca: Pakar Hukum : Ahok Lahir dari Pilkada Langsung)
Namun ada satu hal yang PDIP minta kepada Ahok sebelum mantan Bupati Belitung Timur itu menduduki tampuk pimpinan Jakarta. "Cuma satu kurangnya Ahok itu, bicaranya ceplas-ceplos," kata Jhonny. "Kami ingin dia mengubah gaya bicaranya kalau sudah jadi Gubernur DKI."
Menurut Jhonny, sebagai orang nomor satu di Jakarta, Ahok harus bisa menjalin komunikasi dengan berbagai pihak. "Jangan asal serang lewat pernyataan di media massa," tuturnya. Menurut dia, adanya kelompok masyarakat yang kini menentang Ahok juga gara-gara pedasnya mulut Ahok.
"Kelompok-kelompok yang menolak dia kan gerah karena Ahok kerap mengeluarkan statement keras," ujarnya. Jhonny tak bisa menyalahkan berbagai kelompok itu. "Itu aspirasi warga, harus kita dengar juga. Tapi kami harap Ahok juga mau mendengarkan suara mereka sebagai kritik."
PRAGA UTAMA
Berita Terpopuler
Ibu-ibu Ikut Protes Tolak Ahok
FPI Demo Lagi, Polisi Siapkan Dua Meriam Air
KRL Mania Pertanyakan Penutupan Parkir Bogor
Parkir Stasiun Bogor Ditutup, KAI Didesak Bertindak