TEMPO.CO, Madiun: Pasien terduga ebola, M, 29 tahun, berbaring lemah di ruang perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun, Jawa Timur. Ia mengalami penurunan jumlah trombosit berdasarkan hasil pemeriksaan tim dokter pada Ahad sore, 2 November 2014.
Jumlah trombosit warga Kecamatan Gemarang ini hanya 36 ribu per liter. Padahal, sehari sebelumnya sudah mencapai 48 ribu per liter. "Trombositnya memang turun," kata Kepala Bidang Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum Daerah dr Soedono, Kota Madiun, Sjaiful Anwar, Ahad, 2 November 2014. (Baca: Pasien Terduga Ebola di Kediri Jalani Uji Lab Ketiga)
Baca Juga:
Menurut dia, jumlah trombosit pada tubuh M masih berada di bawah level normal yang seharusnya 150 ribu per liter hingga 320 ribu per liter. Sedangkan, untuk suhu tubuhnya dinyatakan normal lantaran berada di bawah 37,5 derajat Celsius atau tepatnya pada angka 36,5 derajat Celsius. Panas tubuh itu mengalami penurunan dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang mencapai 39 derajat Celsius. (Baca: Kasus Suspect Ebola di Indonesia Sudah Lima Kali)
Sjaiful mengatakan trombosit dan panas tubuh warga yang dinyatakan positif terserang malaria ini belum stabil. Untuk itu, tim yang terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis jantung terus berusaha memenuhi cairan tubuh kepada M melalui infus untuk menghindari memburuknya kesehatan pasien. "Untuk saat ini kondisinya membaik dan belum bisa dipastikan positif terserang ebola," ujar Sjaiful kepada Tempo.
Kepastian itu, ia melanjutkan, masih menunggu hasil pemeriksaan sampel darah pasien oleh petugas Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Menurut dia, sampel darah M diambil oleh tim kesehatan Provinsi Jawa Timur tiga kali sejak Jumat hingga Ahad ini. "Besok pukul 11.00 sudah ada hasilnya dan akan disampaikan. Rekan-rekan media bisa datang ke sini," kata Sjaiful. (Baca: Ini Empat Gejala bagi Terduga Penderita Ebola)
Selain itu, penentuan positif atau tidaknya M terjangkit ebola juga menunggu berakhirnya masa inkubasi sepekan mendatang. Masa inkubasi itu berlangsung selama 21 hari. Sebelum dirawat di RSUD dr Soedono, bekas pekerja pada perusahaan pengekspor kayu di Liberia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Soelistyono Widyantono mengatakan selain M ada 21 warga kabupaten setempat yang bekerja di perusahaan serupa. Hingga saat ini, hanya M yang dinyatakan suspect ebola lantaran terjangkit malaria. "Untuk yang lainnya belum ada yang sakit. Mereka sudah kami imbau bila tiba-tiba mengalami sakit panas dan dingin segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat," ujar Sulis. (Baca: Surabaya Siap Jadi Rujukan Pasien Suspect Ebola)
NOFIKA DIAN NUGROHO
Baca juga:
Raden Nuh Ditangkap, Asatunews Tak Update Berita
Elite Pecah, PPP Bojonegoro Patuh ke Kiai Maimun
Pasien Terduga Ebola di Kediri Jalani Uji Lab Ketiga
Jaksa Agung Sebaiknya dari Kalangan Dalam