TEMPO.CO, Jakarta - NetApp Incorporation memperkenalkan NetApp Data Fabric, perangkat lunak untuk mengelola data melalui sistem komputasi awan (cloud computing), dalam pameran NetApp Insight North America, awal pekan ini.
George Kurian, Executive Vice President Product Operations NetApp Inc, memprediksi sistem komputasi awan akan menjadi tulang punggung teknologi informasi pada masa mendatang. “Sistem komputasi awan ini berpotensi besar,” ujarnya dalam sebuah pernyataan yang diterima Tempo, Kamis, 6 November 2014.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan terhadap sistem awan, Kurian menambahkan, elemen pengelolaan data harus terhubung dan membentuk sistem integrasi yang baik. Dia mengklaim Data Fabric merupakan arsitektur data yang tepat untuk pengembangan awan di segmen perusahaan (enterprise).
Data Fabric ini mencakup sistem operasi versi terbaru dari NetApp, yaitu NetApp Clustered Data ONTAP, Cloud ONTAP, OnCommand Cloud Manager, dan NetApp Private Storage for Cloud. (Baca: NetApp Luncurkan Clustered Data ONTAP 8.2)
Clustered Data ONTAP versi 8.3 merupakan sistem yang dapat membantu organisasi data dalam segala ukuran sekaligus meningkatkan jumlah ketersediaan, performa, dan efisiensi. Dukungan baru dari NetApp MetroCluster Disaster Recovery Software membantu perusahaan dalam proses pemulihan data.
Cloud ONTAP membantu pengelolaan awan data publik kelas perusahaan. Sistem operasi ini menggabungkan kekuatan Clustered Data ONTAP 8.3 dengan skala Amazon Web Services (AWS).
OnCommand Cloud Manager memungkinkan proses provisioning yang efisien dan mudah dari Clustered Data ONTAP. Antarmuka berbasis grafis yang intuitif, kata Kurian, menghilangkan kompleksitas pemasangan penyimpanan dan perpindahan data dari satu lokasi ke lokasi lain.
NetApp Private Storage for Cloud dapat memperluas pilihan penyimpanan awan dan membantu para pengguna mengendalikan data. Private Storage ini menggabungkan elastisitas dan penghematan performa. Simak berita tekno lainnya di sini.
AMRI MAHBUB
Berita lain
Kiamat Ketika Matahari Mengembang dan Memakan Bumi
Google Perbarui Tampilan Gmail di Android
Aplikasi Jongla Fokus Garap Pasar Indonesia
Tongkat Sapu Unik Rancangan Mahasiswa Telkom
Jongla Incar Tiga Besar Aplikasi Pesan