TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Adnan Pandu Praja menyebut kehadiran Joko Widodo ke KPK sebelum dilantik menjadi presiden menjadi klimaks sepuluh tahun pencegahan korupsi itu. "Tren korupsi di eksekutif diestimasikan menurun drastis," katanya di kantornya, Rabu, 3 Desember 2014. (Lihat juga: Nilai Busyro, Benny K. Harman: Apa Prestasinya?)
Ia menilai tren korupsi menurun karena figur para menteri di Kabinet Kerja memiliki semangat antikorupsi. Bahkan, ujar Adnan, sebagian menteri memiliki sikap berani seperti orang-orang KPK. "Berani melawan mafia."
Sayangnya, menurut Adnan, semangat antikorupsi tersebut tidak menular ke daerah. Ia menyebut KPK memiliki semangat memberantas korupsi, tapi para koruptor di daerah tetap bermunculan. Karena itu, KPK membuat beberapa proposal sebagai upaya pencegahan korupsi. "Antara lain festival film," ujar Adnan. (Baca pula: Penilaian Minus Desmond terhadap Busyro Muqoddas)
Ia menyebut film tentang G-30-S sebagai contoh film untuk membangun stigma tertentu dalam masyarakat. Adnan menuturkan, melalui film tersebut, masyarakat pun akhirnya memiliki pikiran Partai Komunis Indonesia jahat. Dengan adanya festival film, KPK berharap masyarakat dapat memiliki stigma tertentu terhadap korupsi dan pelakunya.
MARIA YUNIAR
Berita Terpopuler:
Gubernur FPI Fahrurrozi Menunggak Iuran Warga
KPK Iming-imingi Suryadharma Ali Diskon Hukuman
Fuad Amin: Dugaan Ijazah Palsu sampai Suap Migas