TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia menyampaikan keterangan mengenai tenggelamnya kapal Oryonh 501 di Laut Bering, Rusia. "Kapal pencari ikan asal Korea Selatan, Oryong 501, tenggelam di lepas pantai Chukotka saat cuaca buruk," kata Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia kepada Tempo, Rabu, 3 Desember 2014. (Baca: Insiden Kapal Oryong, Satu WNI Diduga Tewas)
Kapal tenggelam sekitar pukul 20.40 waktu setempat pada Senin, 1 Desember 2014. Saat tenggelam, kapal tersebut membawa 60 awak, terdiri atas seorang warga Rusia, sebelas warga Korea Selatan, 13 warga Filipina, dan 35 warga Indonesia. (Baca: 14 Nelayan Pantura ABK Kapal Oryong yang Tenggelam)
Kapal-kapal Rusia di wilayah itu langsung berupaya menyelamatkan para korban. Kapal Trawlers Carolina 77 dan Zaliv Zabiyaka berhasil menyelamatkan delapan orang, yaitu 1 orang Rusia, 3 warga negara Indonesia, 3 orang Filipina, dan 1 warga negara Korea Selatan, yang kemudian tewas karena suhu dingin.
Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia menyebut badai memang menghantam wilayah lepas pantai itu. Operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan di bawah koordinasi Marine Rescue Coordination Sub-Centre of the Federal Marine and River Transport Agency di Petropavlovsk-Kamchatsky. (Baca: Dokumen WNI Kecelakaan Kapal Oryong Legal)
Pejabat Korea Selatan masih melakukan pencarian terhadap anak buah kapal tersebut. Pejabat Korea Selatan yang tak mau disebutkan namanya meyakini kapal itu dihantam badai setelah menangkap pollock. Akibat terjangan badai itulah, gelombang air laut membanjiri ruang penyimpanan sehingga menyebabkan kapal tenggelam. (Baca: Ini Daftar WNI di Kapal Oryong yang Tenggelam)
Perwakilan dari perusahaan pengalengan tuna Sajo Industries dan merupakan pemilik kapal, Kim Kang-ho, mengatakan kapal berukuran 2.000 ton itu telah berusia 36 tahun. Menurut Kim, kapal tersebut berangkat dari Busan, Korea Selatan, ke Selat Bering untuk menangkap pollock pada 10 Juli lalu. Pemerintah Rusia memang membolehkan nelayan Korea Selatan menangkap polloc, yang memang menjadi menu lezat saat musim dingin.
MARIA YUNIAR
Baca juga:
Terlibat Pembantaian, Presiden Kenya Pecat Menteri
Jamin Suplai, Pertamina Jajaki Minyak Saudi Aramco
Pernikahan Tak Bahagia Picu Penyakit Jantung
Gubernur FPI: Nikita Mirzani Suka Cari Sensasi