TEMPO.CO, Malili - Kepala Kepolisian Resor Luwu Timur Ajun Komisaris Besar Rio Indra Lesmana mengidentifikasi wilayah Luwu Timur yang rawan disusupi pelaku teror dari Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Sebagai antisipasi, Rio memutuskan penambahan pos-pos penjagaan di wilayah rawan, seperti perbatasan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, perbatasan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.
"Posisi strategis Luwu Timur, utamanya Kecamatan Mangkutana yang berbatasan langsung dengan Poso, Sulawesi Tengah, menjadi alasan didirikannya pos pengamanan di tapal batas," kata Rio, Rabu, 3 Desember 2014. (Baca juga: Polisi Kecele Pencinta Alam Disangka Teroris)
Pos tersebut bersifat permanen. Selain sebagai pos penjagaan, dimanfaatkan pula oleh pengendara untuk beristirahat.
Pos pengamanan yang dibangun, salah satunya berada di Desa Kasintuwu, Kecamatan Mangkutana. Lahan dan sebagian material berasal dari sumbangan dan partsipasi masyarakat.
"Lahannya dihibahkan oleh masyarakat, sebagian kebutuhan materialnya juga dari swadaya masyarakat, biayanya mencapai Rp 100 juta," katanya.
Kepala Bagian Operasional Polres Luwu Timur, Komisaris, Rahman Ganing, mengatakan setiap harinya, pos akan dijaga 5 personel yang ditugaskan secara bergiliran. "Setiap kendaraan yang melintas baik dari Luwu Timur- Poso dan sebaliknya akan diberhentikan dan dilakukan pemeriksaan," kata Rahman.
Sementara Syair, warga Desa Kasintuwu, meminta agar pos tersebut jangan sampai dimanfaatkan untuk melakukan pungutan liar pada pengendara yang melintas.
HASWADI
Berita lain:
Hitung Duit Fuad Amin, KPK Butuh Waktu Tujuh Hari
Kepada Jokowi, Kapolri Curhat Soal Penyebab Pungli
Premium Naik, Shell dan Total Diserbu