TEMPO.CO, Bangkalan - Aparat Kepolisian Resor Bangkalan belum memasang garis polisi di rumah pribadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan Fuad Amin Imron. Di rumah tersebut, Fuad ditangkap petugas Komisi Pemberantasan Korupsi pada Selasa dinihari lalu terkait dengan kasus suap.
"Tidak dipasang biar tidak mengundang kerumunan warga. Nanti dikira ada apa," kata Wakil Kepala Polres Bangkalan Komisaris Yanuar Herlambang, Kamis, 4 Desember 2014. (Baca berita terkait: Fuad Amin Ditangkap, Kontrak Gas PT MKS Dievaluasi)
Menurut Yanuar, polisi juga tidak melakukan penjagaan khusus dengan menempatkan personel di rumah yang terletak tepat di depan kantor cabang PT Perusahaan Listrik Negara, Bangkalan, itu. "Sejauh ini juga belum ada permintaan dari KPK agar rumah tersebut dijaga," ujarnya.
Sejumlah aktivis antikorupsi di Bangkalan menyarankan kepolisian menempatkan petugas di rumah Fuad. Sebab, mereka khawatir ada barang bukti kejahatan Fuad di rumah itu yang dihilangkan. (Baca: Fuad Amin Ditangkap, Warga Cemas Bangkalan Rusuh)
Dari pantauan Tempo, sejak Fuad ditangkap, beberapa koleganya, seperti pejabat Bangkalan dan sejumlah pendukungnya, keluar-masuk rumah tersebut melalui pintu seng setengah badan yang terletak di pojok pagar rumah. Agar tidak terlalu mencolok, para tamu memarkirkan kendaraannya di sekitar Kantor Pos Bangkalan yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah Fuad.
Hari ini, tim penyidik KPK turun lagi ke Bangkalan untuk menelusuri berbagai aset milik Fuad yang diduga diperoleh dari duit suap selama menjabat Bupati Bangkalan dua periode. (Baca beritanya di sini: KPK Geledah Rumah Istri Muda Fuad Amin)
MUSTHOFA BISRI
Berita Terpopuler Lainnya:
Perampokan di Taksi, Ini Ciri Mobil yang Digunakan
Fosil 'Kingkong Jawa' Ditemukan di Tegal
Fuad Amin Ditangkap, Warga Cemas Bangkalan Rusuh
Gubernur FPI: Nikita Mirzani Suka Cari Sensasi
Terpilih Lagi Jadi Ketum Golkar, Ical Tebar Janji