TEMPO.CO, Riverside - Beberapa anggota keluarga reptil, seperti tokek dan cecak, bisa menempel di berbagai jenis permukaan dengan posisi tubuh terbalik. Mereka tak membutuhkan usaha keras untuk bisa menempel di dinding atau langit-langit. Kemampuan akrobatik mereka ditunjang oleh jari-jari kaki yang memiliki struktur perekat alami. Struktur itu bahkan tetap bekerja dengan baik ketika reptil-reptil itu mati.
Para ahli biologi di University of California, Riverside, Amerika Serikat, mempelajari kemampuan melekat tokek di suatu permukaan bidang. Mereka menemukan bahwa kekuatan perekat di jari kaki tokek ternyata tak dipengaruhi oleh kondisi sistem tubuhnya. Dalam eksperimen di laboratorium, peneliti mengetes kekuatan perekat kaki tokek hidup dan mati di bidang vertikal. Kemampuan perekat kaki-kaki tokek mati sama kuatnya seperti milik kerabat mereka yang masih hidup.
Peneliti biologi Timothy E. Higham mengatakan tokek mati masih memiliki kemampuan melekat dengan kekuatan setara dengan reptil hidup. Temuan ini mematahkan pendapat yang menyatakan kemampuan melekat itu dipengaruhi oleh kontrol aktif tokek. Beberapa literatur menyebut tokek dianggap menggunakan kekuatan otot untuk menekan kaki dan jari ke bidang permukaan supaya struktur perekatnya bekerja. "Bagi tokek, kemampuan melekat itu tak butuh usaha apa pun," kata Higham seperti ditulis laman UCR Today, 2 Desember 2014.
Tokek bisa memanjat dan menempel pada berbagai permukaan, termasuk kaca. Bantalan jari kaki mereka memiliki struktur mirip rambut halus yang disebut setae. Struktur itu bisa menempel di permukaan dengan kekuatan friksi antara molekul yang dikenal sebagai kekuatan Van der Waals. Struktur mini itu sangat kuat, sehingga setae pada satu kaki tokek bisa menahan 20 kali bobot tubuhnya.
Menurut Higham, kondisi dan postur kaki lengket tokek tak berubah bahkan setelah mereka mati. "Tak ada perbedaan antara kekuatan perekat mereka dalam kondisi hidup dan mati," ujarnya. Hasil studi yang dipublikasikan dalam Biology Letters, 3 Desember 2014, diharapkan bisa berperan penting dalam riset robot.
Higham mengatakan sistem perekat pasif itu sangat efektif bagi tokek saat mereka harus berada dalam kondisi tak bergerak di habitatnya. "Tokek bisa bertengger di bidang halus vertikal dan tidur semalaman atau seharian tanpa mengeluarkan energi," tutur Higham.
Satu-satunya kontrol aktif yang dikerjakan tokek justru bertujuan mengurangi kekuatan perekatnya. Mereka menggerakkan otot kakinya untuk melepaskan struktur perekat itu dari permukaan. Mereka memutar dan mengangkat jari satu persatu, sementara kaki lainnya tetap di permukaan.
William J. Stewart, rekan Higham dalam riset itu, mengatakan sistem perekat pada tokek-tokek mati lebih rentan rusak. Kekuatannya untuk menempel bakal menurun. Artinya, kontrol aktif yang dilakukan tokek sebenarnya adalah usaha untuk mencegah struktur perekat di jemarinya mengalami cedera. "Ketika kekuatan perekat itu terlalu tinggi, tokek akan melepas sistem itu memakai ototnya," ujarnya. (Baca juga: Jadi Obyek Penelitian Luar Angkasa, Tokek Ini Mati)
SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA
Terpopuler:
Fosil 'Kingkong Jawa' Ditemukan di Tegal
Limbah Tambang Batu Bara Racuni Sungai di Kalsel
Twitter Tambahkan Filter Foto Serupa Instagram
Hawking: Mesin Pintar Bisa Musnahkan Manusia
Aplikasi Ini Memperbarui Status Secara Otomatis
Berita lain:
Lengguru, Ekspedisi Ilmiah Terbesar Indonesia
Fosil Nenek Moyang Lumba-lumba Ditemukan
Ular Juga Punya Cara untuk Bercinta