TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar memberikan pesan penting setelah mengajukan surat permohonan pengunduran diri menjelang akhir tahun ini. Emirsyah memperkirakan Garuda tetap akan merugi pada 2015, meski jumlahnya akan menurun.
"Masih enggak mungkin untung. Tapi saya lihat tahun depan akan positif, investasi akan mulai membawa hasil," kata Emir saat ditemui di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kamis, 11 Desember 2014. (Baca: Mundur dari Garuda, Emirsyah Punya Rencana Khusus)
Kerugian Garuda selama ini, ujar Emir, disebabkan oleh harga avtur yang tidak stabil dan nilai tukar rupiah yang terus melemah. Menurut Emir, meski harga avtur turun 1 sen (dolar), ada kerugian US$ 17 juta per tahun akibat pelemahan rupiah. (Baca: Mundur, Emir Dipanggil Menteri BUMN)
Namun Emir yakin kerugian Garuda pada 2015 akan menurun. Sebab, tutur dia, saat ini harga minyak dunia turun dari US$ 70 menjadi US$ 63 per barel, dan harga avtur pun akan terus menurun. "Perkiraannya akan turun lagi, sehingga kinerja Garuda bisa terbantu," katanya.
Untuk menunjang kinerja pada 2015, Emir mengaku sudah menyiapkan rencana ekspansi. Menurut dia, Garuda akan banyak melakukan ekspansi di dalam negeri. "Itu dalam perencanaan saya. Enggak tahu, ya, kalau nanti berubah," ujarnya. (Baca: Emirsyah Satar Lengser, Saham Garuda Moncer)
NURIMANJAYABUANA
Berita Terpopuler
Busyro: Menteri Susi Adalah Siti Hajar Abad Ke-21
Busyro Sebut Menteri Susi 'Hadiah' dari Jokowi
Militer Intimidasi Pemutaran Film Senyap di Malang
Menteri Susi: Berat Menghindari Korupsi