TEMPO.CO, Yogyakarta - Nahdlatul Ulama Yogyakarta menyesalkan pembubaran acara nonton bareng film Senyap karya Joshua Oppenheimer disubarkan oleh sekelompok orang. Pembubaran acara yang berlangsung disejumlah lokasi di Yogyakarta pada dua hari terakhir tersebut dengan cara digeruduk.
"Kalau sekadar untuk romantisme dan mengetahui sejarah, ya biarkan saja, kenapa harus dicurigai dan dilarang?" ujar Wakil Sekretaris NU Yogyakarta Mashruri kepada Tempo, Kamis, 18 Desember 2014. (Baca juga: Empat Lokasi Nobar Film Senyap di Yogya Digeruduk)
NU pun mengecam ketika aksi penggerebekan di Yogya sampai merambah lingkungan kampus yang notabene merupakan basis kawasan ilmiah. Menurut Mashruri, memutar film Senyap adalah hak mereka. Mashruri juga menegaskan bahwa pemutaran Senyap tidak berarti menyebarkan paham komunis. (Baca: Polisi Bubarkan Diskusi Film Senyap di AJI Yogya)
Mashruri menuturkan aksi penggerebekan acara nonton bareng film itu sebagai cermin belum hadirnya negara dalam bentuk gerakan penyadaran masyarakat saat ini, ketika ruang dan saluran menampung aspirasi lewat cara legislasi atau yuridis belum dimanfaatkan agar tak terjadi aksi main hakim sendiri. (Baca juga: Pemutaran Senyap di PMII Malang Dibubarkan Warga)
"Yang terjadi sikil ketemu sikil (kaki ketemu kaki). Masyarakat saling diadu dengan opininya sendiri. Ini yang bahaya," kata Mashruri. (Baca juga: Pemutaran Film Senyap Dilarang, Apa Kata Kontras?)
Sejak Selasa hingga Rabu lalu, terdapat empat acara nonton bareng Senyap di Yogyakarta yang gagal digelar. Selain karena dihentikan polisi, acara nonton bareng juga dihentikan oleh organisasi masyarakat tertentu.
PRIBADI WICAKSONO
Berita lain:
Dilantik, Djarot: Eh, Istriku Mana?
Ormas Larang ISI Yogya Putar Film Senyap
Jokowi Naik Komodo di Pameran Alutsista