TEMPO.CO, Pangkalan Bun - Komandan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Jakarta Kapten Edi Tirtayasa mengatakan timnya harus menguasai teknik khusus untuk mengevakuasi korban Air Asia QZ8501 yang mengalami kecelakaan di Selat Karimata.
Tim evakuasi, kata Edi, menghadapi tekanan psikologis dalam proses evakuasi korban tenggelam. "Karena biasanya korban kecelakaan saat ditemukan menunjukkan ekspresi tertentu, seperti mata terbuka lebar (melotot)," kata Edi di Posko Landasan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu, 31 Desember 2014. (Baca: Perintah Jokowi Evakuasi Air Asia 'Ditentang' Cuaca)
Edi menjelaskan, dalam kondisi penyelaman dengan jarak pandang yang sangat dekat, penyelam mudah dikejutkan jika tiba-tiba menemukan jenazah korban. "Makanya mental penyelam harus kuat, tidak mengenal rasa takut, karena kami bekerja demi kemanusiaan," ucapnya. (Baca: Cari Air Asia, Relawan Bermain Sulap)
Edi mengatakan ada lebih dari 40 penyelam Kopaska yang siap diterjunkan ke perairan Pangkalan Bun. Tugas utama mereka adalah menjangkau lokasi sisa badan pesawat yang tenggelam serta mengevakuasi korban. (Baca: Air Asia, Ditemukan Dua Korban Lelaki dan Satu Wanita)
Sulitnya medan evakuasi yang berada di dalam samudra menyebabkan para korban terlambat ditemukan. Korban berhari-hari tenggelam atau mengapung di lautan. "Semakin lama di dalam air, kondisi tubuh korban akan semakin rusak," ujarnya. Karena itu, proses pengambilan jenazah tidak bisa sembarangan. (Baca: Patuhi Jokowi, KNKT Tak Mau Ditertawakan Dunia)
"Ada teknik khusus mengevakuasi jenazah yang sudah terlalu lama di dalam air," ucap Edi menjelaskan. Caranya ialah merangkul tubuh korban dengan lembut dan membawanya berenang dengan memeluk bagian kerah atau lehernya. "Itu supaya jenazah bisa dikembalikan kepada keluarga dalam kondisi yang baik." (Baca: Melongok Kamar Jasad Korban Air Asia)
Jika proses evakuasi dilakukan secara asal, kata Edi, jenazah korban bisa terkoyak. "Jangan sampai narik lengan atau kaki korban, supaya tetap utuh." (Baca juga: Korban Air Asia, Begini Penanganan Jenazahnya)
PRAGA UTAMA
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Ini Dia Harga Baru Premium dan Solar
Indigo Ingatkan Ahok Soal Tahun Baru dan Gempa Jakarta
Dilantik Jokowi, Luhut Salah Ucapkan Sumpah