TEMPO.CO, Baghdad - Sedikitnya 15.000 orang tewas dalam konflik bersenjata di Irak pada 2014. Jumlah tersebut, menurut kantor berita Agence France-Presse, berasal dari data pemerintah yang dikeluarkan pada Kamis, 1 Januari 2015.
Data tersebut, jelas AFP, dikumpulkan dari kantor Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pertahanan yang mencapai 15.538 orang. Jumlah itu masih kalah dengan korban tewas dalam kekerasan sektarian antara kaum Syiah dan Sunni pada 2007 berjumlah 17.956 orang. Adapun jumlah korban tewas pada 2013 sebanyak 6.522 orang.
Tahun 2014, merupakan tahun paling berdarah di Irak. Hal itu diawali dengan pemerintah kehilangan beberapa wilayah di ibu kota Ramadi, Provinsi Anbar, dan seluruh wilayah di Provinsi Fallujah. Wilayah-wilayah tersebut direbut oleh kelompok perlawanan anti-pemerintah. Bahkan pasukan pemerintah ditarik mundur dari wilayah-wilayah tersebut, sehingga memungkinkan kelompok bersenjata di Irak menguasai jazirah tersebut.
Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa di Irak, Nickolay Mladenov, mengatakan, "Warga sipil Irak menderita akibat kekerasan dan terorisme." Dia melanjutkan, "2014 mencapai jumlah tertinggi sejak kekerasan pada 2006-2007. Ini adalah keadaan yang sangat menyedihkan."
Iraq Body Count, sebuah lembaga swadaya masyarakat berbasis di Inggris yang mengikuti perkembangan kekerasan di Negeri 1001 Malam itu, mencatat angka korban lebih tinggi. Menurut lembaga NGO tersebut, sebanyak 17.073 warga sipil tewas dalam kekerasan di Irak. Jumlah itu, jelasnya, menempati urutan ketiga paling mematikan sejak 2003.
"Bagi warga Irak, tahun 2014 merupakan masa paling sulit dan menyakitkan akibat serangan geng teroris," kata Perdana Menteri Haider al-Abbadi dalam kata sambutannya di pengujung tahun. Menurutnya, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) paling bertanggung jawab atas kekerasan berdarah dan mematikan.
AL ARABIYA | AL JAZEERA | CHOIRUL
Baca berita lainnya:
Korban AirAsia QZ8501 Ketemu, Masih Ada 10 Misteri
Bodi Pesawat Air Asia Sudah Ditemukan?
Janji Tony Fernandes ke Pramugari Korban Air Asia
Dua Spekulasi Kecelakaan Air Asia QZ8501