TEMPO.CO, Surabaya - Keputusan pembekuan rute AirAsia Surabaya-Singapura oleh Kementerian Perhubungan, disayangkan pengusaha biro wisata. Keputusan tersebut dianggap mendadak dan berpotensi merugikan bisnis perjalanan wisata. (Baca: Cari AirAsia, Total 4 Puing Bodi Pesawat Ditemukan)
"Pada prinsipnya, kami mendukung kalau ada airline yang melanggar izin lalu dicabut. Tapi jangan mendadak," kata Sekretaris Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jawa Timur, Nanik Sutaningtyas, kepada Tempo, Sabtu, 3 Januari 2015. (Baca: AirAsia Mirip Garuda yang Mendarat di Sungai)
Nanik mengungkapkan, pemerintah seharusnya mempertimbangkan keberlangsungan bisnis perjalanan. Pembekuan secara mendadak, menurutnya, akan merugikan pelanggan dan penyedia jasa. Sebab, komponen terbesar dari bisnis perjalanan ialah transportasi dan penginapan. "Apalagi Singapura adalah negara yang akomodasinya tinggi. Tidak mungkin dibatalkan," kata dia. (Baca: Dua Alasan Basarnas Optimistis Bodi AirAsia Ketemu)
Nanik menambahkan, ASITA mendukung proses evaluasi yang dilakukan pemerintah terhadap AirAsia. Namun ia meminta agar pemerintah juga memperhatikan masalah tiket yang sudah dipesan jauh hari sebelumnya. Asosiasi juga belum mendapatkan informasi pengalihan penerbangan AirAsia. (Baca: Cari Air Asia, Jagoan Selam Rusia Beraksi Besok)
Ditambah lagi, menurut Nanik, peminat maskapai penerbangan AirAsia termasuk tinggi dengan market share sebagai low cost airline di antara biro perjalanan lainnya. "Sekitar 40 persen dibandingkan maskapai lainnya. Apalagi ini peak season, banyak pelancong yang memilih AirAsia untuk bepergian ke luar negeri." (Baca: Senjata Ini Bikin Rusia Pede Angkat Bodi Air Asia)
AirAsia, kata Nanik, memiliki banyak pilihan rute, jam penerbangan, dan lebih tepat waktu. "Meskipun sebenarnya dari sisi harga tidak terbilang murah walaupun namanya low cost airline," tambahnya. (Baca: Masker Berlapis dan Kopi di Evakuasi Air Asia QZ8501)
Sementara itu, salah satu biro tur dan perjalanan di Surabaya memilih mengalihkan ke maskapai lain yang memiliki rute serupa. Aini, petugas tiket Linda Jaya Tour mengungkapkan bironya lebih banyak memilih China Airlines dan Garuda untuk penerbangan ke Singapura. "Jadwalnya lebih fleksibel dan jarang ada perubahan penerbangan. Kalau AirAsia, untuk booking group harganya sewaktu-waktu berubah. Kami kesulitan mengamati perubahannya," kata dia. (Baca juga: Jonan Damprat AirAsia, Pilot Tulis 'Surat Cinta')
ARTIKA RACHMI FARMITA
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Geger, Menteri Jonan Damprat Direktur Air Asia
Korban Air Asia QZ8501 Ditemukan Duduk di Kursi
Pengalaman KSAU Menembus Awan Cumulonimbus
AirAsia QZ8501, 5 Fakta dan 5 Tanda Tanya