TEMPO.CO, Malang - Barang berharga milik korban penumpang pesawat AirAsia QZ8501, Kevin Alexander Soetjipto, 22 tahun, disumbangkan ke panti asuhan. Barang milik pria asal Malang, Jawa Timur ini berupa telepon pintar, jam tangan Rolex, dan uang tunai Rp 1,3 juta yang terdiri dari pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu. Barang tersebut ditemukan dalam saku celana saat penemuan jasad korban di sekitar perairan Selat Karimun, Kalimantan Tengah pekan lalu. (Baca:Tim DVI Air Asia Akan Dibantu Korsel dan Australia)
"Semua barang disumbangkan," kata kerabat korban, Sujono Soetjipto, Ahad 4 Januari 2015. Jasad Kevin ditemukan dan telah diidentifikasi oleh tim DVI Markas Besar Kepolisian di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Jenazah Kevin dikremasi di Krematorium Sentong, Lawang, Kabupaten Malang. Sebelumnya jenazah korban jatuhnya AirAsia QZ8501 disemayamkan selama dua hari di rumah persemayaman Gotong Royong Malang. (Baca:3 Korban Air Asia Teridentifikasi, Total 9 Jasad)
Rencananya, perabuan akan dilakukan bersamaan menjadi satu dengan tiga anggota keluarganya yang lain yakni Rudi Soetjipto (Bapak), Lindawati Anggoro (Ibu), dan Cindy Clarissa Soetjipto (Adik). Seluruh proses persemayaman dan perabuan dilakukan oleh kerabat. "Janji AirAsia seluruh biaya pemakaman akan ditanggung, kenyataannya tak ada bantuan," Sujono menjelaskan. (Baca:Duka Air Asia, Bendera Berkibar Setengah Tiang)
Sedangkan asuransi jiwa yang dijanjikan manajemen AirAsia sebesar Rp 2 miliar juga belum dibayarkan. Namun, manajemen AirAsia justru menawarkan uang muka sebesar Rp 300 juta. Menanggapi tawaran tersebut, Sujono beserta kerabat yang lain menolak tawaran itu. "Semua keluarga korban menolak. Tak ada yang terima," katanya. (Baca: Jonan Bekukan Rute Air Asia, Singapura Bereaksi )
Proses kremasi jenazah Kevin berlangsung penuh haru. Kerabat, teman, dan tetangga penumpang AirAsia QZ8501 tampak meneteskan air mata, terutama saat jenazah dimasukkan ke dalam krematorium. Pendeta memimpin doa selama proses kremasi berlangsung.
Kevin semasa hidup dikenal sebagai pemuda yang cerdas. Ia tengah menempuh pendidikan di Monash University, Australia. Sebelumnya, korban jatuhnya AirAsia QZ8501 ini menempuh pendidikan di SMP Katolik Santa Maria II dan melanjutkan di SMA Katolik Santo Albertus, Malang.
EKO WIDIANTO
Baca juga:
Seahawk AS Bawa 3 Jenazah Air Asia QZ8501
5 Titik Rel Kereta Tertimbun Tanah Longsor
Risma Tak Percaya Peringatan Dini Amerika Serikat
Premium Turun, Tarif Angkot Tak Ikut Turun