TEMPO.CO, Pangkalan Bun - Memindahkan ekor pesawat Air Asia QZ8501 bukan perkara mudah. Upaya tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi memasukkan ekor ke gudang belum juga rampung hingga pukul 15.30. Malah, ekor pesawat terlihat makin rusak karena pecah saat diangkat, terseret-seret, dan terinjak-injak. (Baca: Cari Air Asia,Panglima TNI Wira-wiri Pangkalan Bun)
Ekor pesawat tersebut sebelumnya akan dipotong-potong dan dimasukkan ke gudang milik PT Pelindo III di Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Namun, pukul 14.15 WIB, tiga jam sejak operasi dimulai, tim menghadapi masalah: pintu gudang terlalu kecil dan pendek.
Koordinator lapangan KNKT, Ony Soeryo Wibowo, lalu memutuskan menaruh ekor pesawat di sisi luar gudang. Di sini, seorang tukang las dan dua pembantunya memotong-motong puing ekor pesawat sehingga ukurannya menjadi benar-benar kecil dibandingkan sebelumnya. (Baca: Black Box Air Asia Ditemukan, Korban Tetap Dicari)
Potongan pertama, yaitu kulit bodi pesawat, berhasil masuk gudang dengan digotong 16 orang. Potongan kedua, kulit bodi pesawat yang lebih kecil, digotong enam orang. Ony masih terlihat sibuk memberi komando proses pemotongan dan pengangkutan ekor. (Baca: Cari Air Asia, Basarnas: Ada yang Mau Naik Pangkat)
Ekor pesawat Air Asia terpaksa bermalam di dermaga Pelabuhan Kumai karena tim tidak berhasil mengangkat ekor itu ke gudang pada Ahad, 11 Januari 2015. Upaya tim ditunda karena ukuran ekor terlalu besar, sedangkan ukuran bak truk hanya sepanjang 10 meter dengan lebar 2,5 meter. Esoknya, proses pemotongan ekor dimulai.
Pesawat Air Asia QZ8501 jatuh di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, pada Ahad, 28 Desember 2014. Pesawat itu membawa 155 penumpang dan 7 awak.
MUHAMAD RIZKI
Baca Berita Lainnya
Ternyata, Budi Gunawan Dapat Rapor Merah KPK
3 Blunder Jokowi Pilih Komjen Budi Gunawan
Jonan Anulir Sanksi Maskapai, 'Siapa Yang Bodoh'
Black Box Air Asia Ternyata Kejepit Bodi Pesawat
Ahok Robohkan Ruko, Veronica: Kamu Tega !