TEMPO.CO , Jakarta: Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan Komite Nasional Keselamatan Transportasi bisa menyelidiki kecelakaan AirAsia hanya dengan menggunakan Flight Data Recorder (FDR).
Alasannya, FDR telah merekam semua prilaku pesawat sebelum jatuh. "Data dari FDR sudah cukup lengkap untuk menyelidiki kecelakaan," kata Dudi saat dihubungi, Senin, 12 Januari 2014. (Baca: Ekor Air Asia Dipotong-potong )
Menurut Dudi, FDR menyimpan data seperti kecepatan pesawat saat jatuh, sudut jatuh, menukik atau sempak gliding, berbelok sejauh mana, pesawat memasuki awan cumulonimbus atau tidak, dan data-data lainnya.
"25 jam data penerbangan terakhir AirBus PK-AXC tersimpan di dalam FDR itu," kata Dudi. (Baca: Cari Air Asia, Panglima TNI Wira-wiri Pangkalan Bun)
Sementara Voice Cockpit Recorder (VCR) menyimpan suara percakapan antara pilot dengan ATC, pilot dengan co-pilot, maupun pilot dengan kru kabin. "Jadi apakah pilot sempat memperingati penumpang bersiap sebelum impact, itu terekam dalam VCR," kata editor senior di majalah Angkasa ini. (Baca: Black Box Air Asia Ditemukan, Korban Tetap Dicari)
Karena itu, data vital untuk investigasi kecelakaan AirAsia bisa didapatkan dari FDR. "Tak perlu menunggu VCR biar seburuk-buruknya benda itu tak bisa ditemukan." (Baca: Cari Air Asia, Basarnas: Ada yang Mau Naik Pangkat)
Terpisahnya kedua alat itu dari kotak hitam sangat mungkin terjadi dalam kecelakaan penerbangan. Karena itu, kedua alat itu dilengkapi dengan sinyal ping masing-masing.
"Saya masih optimis VCR masih bisa ditemukan dalam waktu dekat. Terakhir saya baca, Basarnas juga sudah mendeteksi satu sinyal ping lagi," kata Dudi.
INDRI MAULIDAR
Berita Terpopuler
Ini Film Slamet Gundono Dalang di Kolong Ranjang
Di Balik 98: Kisah Cinta di Masa Reformasi
Ini Daftar Pemenang Golden Globe 2015
Film Kartini Segera Digarap Hanung Bramantyo