TEMPO.CO , Pangkalan Bun - Investigator dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi Ony Soeryo Wibowo menjamin investigasi timnya terhadap kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 tidak terganggu dengan kerusakan baru pada ekor pesawat.
Ekor pesawat terlihat lebih rusak karena saat proses evakuasi banyak bagian yang terseret-seret, terinjak, hingga pecah. (Baca: Black Box Air Asia Ketemu, Moeldoko Pamer Prestasi )
"Kami sudah mempertimbangkan dampak pada ekor. Maka itu kami memfoto dulu sehingga nanti ketahuan kerusakan sebelum dan sesudah pemindahan," kata Ony di Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. (Baca: Moeldoko Bawa Pulang Black Box Air Asia)
Menurut Ony, KNKT bahkan sudah memiliki foto ketika ekor AirAsia itu berada di dasar laut. "Sebelum dievakuasi dari laut sudah difoto," ujar dia. Sehingga, KNKT punya dokumentasi kondisi ekor setiap sebelum pindah tempat. (Baca: Ekor Pesawat Air Asia Terlihat Semakin Rusak)
Ony mengaku lebih khawatir korosi gara-gara air laut yang merusak jejak-jejak perjalanan pesawat. Sebab, hampir dua minggu pesawat berada di dasar laut.
Penemuan ekor AirAsia menjadi penting karena investigator bisa membandingkan data perjalanan pesawat yang terekam di 'flight data recorder' dengan kondisi fisik pesawat.
"Misalnya data kami kumpulkan, dilihat, apakah ada baut yang tidak terkunci, bagaimana kondisi baut itu, kami cocokkan dengan data di FDR," ujarnya.
MUHAMAD RIZKI
Berita Terpopuler
Ini Film Slamet Gundono Dalang di Kolong Ranjang
Di Balik 98: Kisah Cinta di Masa Reformasi
Ini Daftar Pemenang Golden Globe 2015
Film Kartini Segera Digarap Hanung Bramantyo