TEMPO.CO, Pangkalan Bun - Panglima TNI Jenderal Moeldoko memamerkan keberhasilan anak buahnya menemukan puing dan black box pesawat Air Asia QZ8501. Moeldoko menyebutkan beberapa penemuan yang dilakukan oleh prajuritnya selama 16 hari pencarian sejak hari-H tragedi, Ahad, 28 Desember 2014.
"Saya datang pertama, besoknya ketemu ekor. Saya datang kedua, tim bisa angkat ekor. Kedatangan hari ini bisa menemukan ini," kata Moeldoko sambil tersenyum dalam konferensi pers di posko Lapangan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Senin, 12 Januari 2015. Ucapan Moeldoko langsung disambut tepuk tangan staf yang berbaris di belakangnya. (Baca: Cari Air Asia, Basarnas: Ada yang Mau Naik Pangkat)
Moeldoko membanggakan prajuritnya yang mampu menemukan flight data recorder (FDR), bagian dari black box pesawat, dalam dua minggu. Prajurit TNI, kata dia, tak menghadapi hambatan berarti kecuali cuaca buruk. Hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi menyebabkan pencarian kerap tertunda. "Namun penyelaman tidak kenal waktu, tidak kenal istilah dalam keadaan bahaya," katanya.
Tim selam TNI Angkatan Laut berhasil mengangkat kotak FDR berwarna oranye pada pukul 07.10 WIB ke kapal Jadayat. Tim lalu memindahkan black box ke KRI Banda Aceh dengan pengamanan yang ketat. Di sana, Moeldoko dan Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi menyaksikan langsung kondisi FDR saat diangkat.
Seusai pengangkatan, Moeldoko membawa black box berisi flight data recorder dari KRI Banda Aceh ke Lapangan Udara Iskandar. Ia mengumumkan penemuan timnya sambil menunjukkan sebuah kotak kaca berisi flight data recorder yang terendam air. (Baca: Ekor Pesawat Air Asia Terlihat Semakin Rusak)
Terdapat 81 penyelam TNI Angkatan Laut yang masih bersiaga untuk menemukan korban, cockpit voice recorder (CVR), serta puing pesawat Air Asia di tengah Selat Karimata. Moeldoko optimistis prajuritnya akan menemukan CVR dan korban lain dalam waktu dekat. "Hanya menunggu waktu," kata Moeldoko.
PUTRI ADITYOWATI