TEMPO.CO, Surabaya - Semakin ke belakang semakin besar tantangan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur untuk mengidentifikasi setiap jasad korban pesawat Air Asia QZ8501 yang diduga jatuh terempas ke laut di Selat Karimata pada Ahad 28 Desember 2014 . Korban-korban yang terbaru ditemukan dan dievakuasi lebih sulit dikenali karena lebih lama terendam dalam laut. (Baca juga: Dua Lagi Korban Air Asia Dikenali Berkat Data DNA)
"Kondisi jenazah itu sangat berkaitan dengan kandungan kimia yang ada di dalam air laut," kata Soekry Erfan Kusuma, anggota Tim DVI yang juga ahli patologi forensik Universitas Airlangga, Surabaya, kepada wartawan di Posko Crisis Center Polda Jawa Timur, Rabu 14 Januari 2015. (Baca berita sebelumnya: Pencarian Korban Air Asia Distop, Keluarga Pasrah)
Soekry menjelaskan bahwa air laut mengandung kadar garam NaCl yang mencapai 3 sampai 6 persen. Sebagai pembanding, kadar zat yang sama dalam tubuh manusia hanya sekitar 0,9 persen. "Kadar NaCl yang amat tinggi inilah yang dapat merusak jaringan tubuh lunak manusia," kata dia.
NaCl itu, kata Soekry, masuk ke pori-pori setelah itu menggerogoti jaringan-jaringan lunak. Akibatnya, sebagian besar organ tubuh korban rusak dan menjadi sulit teridentifikasi. "Hingga saat ini semua ahli masih terus bekerja mengumpulkan lebih banyak data ante mortem," kata dia.
Data antemortem itu seperti ciri-ciri khusus tubuh, berat badan, tinggi badan, tato, tindik, bekas operasi, serta properti atau perhiasan yang dikenakan korban. "Khusus saat ini properti juga sangat membantu mengungkap identitas," kata Soekry lagi.
Data properti seperti ikat pinggang dan anting itu kini berperan semakin penting dibantu rekaman kamera CCTV Bandara Internasional Juanda yang merekam semua penumpang ketika akan berangkat ke Singapura. "Ketika CCTV itu diberitahukan kepada keluarganya, baru bisa diketahui pakaian apa yang digunakan jenazah."
MOHAMMAD SYARRAFAH
Terpopuler
Budi Gunawan Dijerat: Jokowi Kelabakan, Mega Repot
Budi Gunawan Tersangka, Bukan Sekali Jokowi 'Nabok Nyilih Tangan'
Gara-gara Budi Gunawan, Jokowi-KPK Dua Kali Perang
7 Hal Terjadi Setelah Budi Gunawan Tersangka