Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bangkrut karena Arisan Online, Mahasiswi Tak Ujian  

image-gnews
Ilustrasi arisan online. (facebook)
Ilustrasi arisan online. (facebook)
Iklan

TEMPO.CO, Madiun - Mega Retno Palufi, 22 tahun, pengelola arisan online yang dikabarkan bangkrut sampai Rp 1 miliar, sudah beberapa hari absen kuliah. Mahasiswi semester 1 Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun, Jawa Timur, ini tidak mengikuti ujian akhir semester yang berlangsung sejak Senin, 12 Januari 2015. (Baca: Arisan Online, Mahasiswi Berutang Rp 1 Miliar?)

"Kami tidak tahu alasannya, karena yang bersangkutan tidak izin," kata Direktur Akbid Muhammadiyah Madiun, Rumpiyati, ditemui di kampusnya Kamis, 15 Januari 2015.

Karena itu, pihak kampus berencana memanggil Mega untuk mengklarifikasi ketidakhadirannya dalam ujian akhir semester. Menurut Rumpiyati, pemanggilan yang masih menunggu hasil rapat bagian akademis.

Ia mengatakan tidak mencari tahu tentang masalah arisan online yang dikelola Mega. "Itu tidak ada urusannya dengan kampus," ujar dia. (Baca: Arisan MMM Hanya Bermodal Kepercayaan.)

Rumpiyati menyatakan baru mengetahui kisah arisan online yang didirikan Mega, dari perbincangan sejumlah dosen tiga hari lalu. Dia lalu berinisiatif membuka situs Internet yang memberitakan tentang permasalahan tersebut. "Saya merasa kaget. Tapi, sekali lagi permasalahan ini tidak ada hubungannya dengan kampus meski Mega tercatat sebagai mahasiswa di sini," kata dia.

Hingga saat ini, Rumpiyati mengatakan, tidak ada orang yang datang ke kampus untuk mencari Mega. Namun, Rohman, petugas keamanan Akbid Muhammadiyah Madiun, mengatakan sempat menemui orang yang mencari Mega ke kampus. Karena yang bersangkutan tidak masuk kuliah, orang tersebut kembali. "Ada satu orang yang mencari (Mega) ke sini, tapi hanya sampai di pos keamanan saja," ujar Rohman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondisi ini berbeda dengan di rumah Mega di Dusun Gambiran, Desa Madigondo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Menurut para tetangga, rumah Mega banyak didatangi para tamu sejak sepekan terakhir. Di antara mereka diduga anggota arisan yang datang bergantian dari berbagai kota. Ada yang mengendarai mobil, ada yang sepeda motor.

Sebelumnya Madiunpos.com menulis kisah arisan online yang didirikan Mega hanya berusia dua bulan. Ia menanggung utang hingga Rp 1 miliar. Uang yang dikelola bukannya beranak pinak melainkan terkuras habis untuk membayar bonus atau profit kepada sebagian dari 2 ribu-an member-nya.

"Kesalahan saya, bonus yang saya berikan kepada setiap anggota terlalu besar. Setiap pendaftar langsung dapat bonus 200 persen per 21 hari," kata Mega menjelaskan kepada Madiunpos.com.

NOFIKA DIAN NUGROHO

Berita Terpopuler
4 Risiko Budi Gunawan Jika Ngotot Jadi Kapolri
4 Aktor di Balik Blunder Pemilihan Budi Gunawan
SBY Copot Jabatan Tersangka, Kini Jokowi Malah...
Rekening Anak Budi Gunawan Bikin Heran KPK

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Di Madiun, Pasangan 'Kumpul Kebo' Dikawin Paksa  

4 Juli 2012

Sebanyak 200 pasangan kurang mampu mengikuti nikah massal gratis di halaman Perusahaan Gas Negara (PGN), Jakarta, Kamis (21/4). Acara tersebut bertepatan dengan hari Kartini yang jatuh pada hari kamis 21 April dengan tujuan untuk melegalkan bagi pasangan yang telah menikah di bawah tangan (siri). Tempo/Tony Hartawan
Di Madiun, Pasangan 'Kumpul Kebo' Dikawin Paksa  

Pasangan paling tua adalah Suparno, 65 tahun, yang menikah dengan Suprihatin, 53 tahun.


Rezeki Madiun Saat Lebaran

23 Oktober 2007

Rezeki Madiun Saat Lebaran

Lebaran adalah hari yang sangat dinanti para pedagang dan pelaku usaha di Kota Madiun dan sekitarnya. Karena hari itu tak hanya merupakan waktu untuk bersilaturahmi, tapi juga momen mengeruk untung. Pemudik yang datang dari Jakarta, Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya selalu melengkapi kepulangannya dengan belanja oleh-oleh. Tak mengherankan bila pendapatan pedagang pun naik minimal dua kali lipat.