TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno tak pernah berhenti menyuarakan pendapatnya membela Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Menurut Tedjo, Budi tak terbukti memiliki rekening gendut sesuai dengan hasil investigasi Badan Reserse Kriminal Markas Besar Republik Indonesia.
"Kepolisian menyatakan rekeningnya wajar. Kami harus percaya itu," kata dia dalam wawancara khusus dengan majalah Tempo pekan lalu di kantornya, Senin, 19 Januari 2015.
Di balik pembelaannya kepada Budi, rupanya Tedjo dekat dengan Kepala Lembaga Pendidikan Polri itu. Pada 2005, Tedjo dan Budi adalah teman satu angkatan ketika sama-sama mengambil pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional. "Dari beberapa kali uji kepatutan dia (Budi) itu bagus, pemikirannya visioner. Waktu di Lemhanas saya tahu dia yang terbaik," kata dia.
Namun, sebagai ketua Komisi Kepolisian Nasional, Tedjo mengatakan tak menjagokan satupun nama calon Kapolri dari sembilan nama yang diajukan. "Biarpun saya menjagokan salah satu, bukan hak saya juga untuk memilih," ujar kader Partai Nasdem ini. (Baca juga: Menteri Tedjo: Tak Percaya Polisi Bubarkan Saja)
Menteri Tedjo ramai diperbincangkan saat ini karena sering mengeluarkan pernyataan kontroversial. Salah satunya dengan menyebut pendukung Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai rakyat tak jelas. "KPK jangan membakar massa. Jangan mengeluarkan sikap yang kekanak-kanakan. Konstitusi yang akan dukung, bukan dukungan rakyat yang nggak jelas itu," kata dia beberapa waktu lalu. (Baca: Rakyat Nggak Jelas Menteri Tedjo Dipolisikan)
TIM TEMPO | INDRI MAULIDAR
Berita Lain:
KPK vs Polri: Tim Independen Bisa Usulkan Kapolri Baru
Diminta Tegas, Jokowi Kutip Ronggowarsito
3 Aktor Kontroversial di Balik Kisruh KPK vs Polri
Buya Syafii Akan Tolak Tim Tujuh Jika Dikerangkeng