TEMPO.CO, Redmond: Bill Gates menjadi tokoh penting bagi kemajuan teknologi. Dia adalah sosok jenius di balik terciptanya sistem operasi Microsoft yang dibenamkan pada miliaran komputer di seluruh dunia.
Berkat karyanya tersebut, semua sepakat dengan kecerdasan Gates. Namun, ada satu hal yang membuatnya merasa bodoh.
“Saya merasa bodoh karena tidak mengenal banyak bahasa asing,” ujarnya dalam forum online Reddit, Rabu pekan lalu waktu setempat.
Dalam forum itu, Gates menjawab sejumlah pertanyaan. Salah satunya adalah, “Apakah ada hal yang Anda sesali dalam hidup?”. Kemampuan berbahasa rupanya hal yang membuat dia tidak percaya diri.
Gates mengatakan, pada saat di bangku sekolah, dia memperoleh nilai A untuk pelajaran bahasa Latin dan Yunani. Kedua mata pelajaran tersebut membantunya mengetahui banyak kosa kata.
“Tapi seandainya saja saya bisa mempelajari yang lebih rumit, seperti Prancis, Arab, dan Cina,” ucap Gates. Dia pun berharap punya banyak waktu untuk mempelajari ketiga bahasa tersebut.
Pria berusia 59 tahun ini mengatakan telah berusaha keras menggunakan platform bernama Duolingo untuk mempelajari bahasa asing. Sayangnya, ini tidak membantu mengembangkan kemampuannya.
Dia menyatakan apresiasinya terhadap bos Facebook, Mark Zuckerberg, yang mempelajari bahasa Mandarin agar bisa menjawab pertanyaan murid-murid asal Negeri Tirai Bambu.
Pernyataan Gates mengenai hubungan antara kemampuan berbahasa dan kecerdasan boleh jadi benar. Bahasa bukan saja menjadi alat utama bagi para pebisnis yang kerap bepergian keliling dunia. Penelitian menunjukkan, belajar bahasa memberikan manfaat bagi otak.
Sejumlah bukti juga menunjukkan, ini mampu membantu pasien Alzheimer pada saat penyembuhan. Pada 2011, penelitian dilakukan terhadap ratusan penderita Alzheimer yang dikelompokkan berdasarkan kemampuan berbahasa. Hasilnya, penderita yang tidak dapat berbahasa asing terdiagnosa Alzheimer empat tahun lebih cepat dibandingkan yang menggunakan bahasa asing.
Laporan lain pada 2013 juga menyebutkan, orang yang berbicara dua bahasa sejak anak-anak dapat bekerja lebih cepat. “Mereka melakukan satu pekerjaan ke pekerjaan berikutnya dengan mudah,” tulis situs Live Science.
Pakar psikologi pun memperoleh temuan, anak muda yang menggunakan dua bahasa memiliki kemampuan yang baik dalam uji atensi (attention test).
LIVE SCIENCE | SATWIKA MOVEMENTI
Terpopuler:
Penemu Teknologi Laser Meninggal di Usia 99 Tahun
NASA Luncurkan Satelit Pemantau Banjir
Konferensi Big Data Digelar Maret 2015
Toshiba Lisensikan Produksi TV ke Pabrikan Taiwan
Ilmuwan akan Kuak Misteri Danau Purba di Sulawesi
Ini Tren Pemanfaatan Big Data Menurut Mediatrac