TEMPO.CO, Jakarta - Aksi investor yang lebih berfokus pada rilis positif data-data ekonomi dalam negeri, membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil bergerak positif sepanjang perdagangan sesi I. Investor yang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melanjutkan akumulasi pembelian saham, mendorong IHSG melaju 18,52 poin (0,35 poin) ke level 5.294,76.
Namun demikian, meski indeks Dow Jones berhasil ditutup menguat 196,09 poin semalam, kondisi bursa saham regional tampak masih belum kondusif. Indeks Nikkei anjlok 1,16 persen ke level 17.331,48, sementara Hangseng turun 0,36 persen pada level 24.397,59. (Baca: Nantikan Data Ekonomi, IHSG Akan Cenderung Menguat)
Menurut Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, di tengah tekanan bursa regional, pelaku pasar memang tampak menggunakan momentum membaiknya rilis data ekonomi untuk kembali melakukan aksi beli. Pasalnya, saat neraca perdagangan Indonesia di bulan Desember mencatatkan surplus sebesar US$ 190 juta dan inflasi Januari mengalami penurunan harga (deflasi) 0,26 persen, minat beli investor memang sepatutnya meningkat. “Pasar mengambil momen untuk merespon positif data ekonomi,” kata dia.
Aksi beli investor terdistribusi pada sektor konstruksi, semen, dan infrastruktur. Saham MPPA melonjak 5,2 persen menjadi Rp3.775 per lembar saham, WSKT naik 5,4 persen ke level Rp 1.870 per lembar saham, sementara ADHI menguat 2,7 persen menjadi Rp 3.825 per lembar saham.
Setelah cenderung terkoreksi pada perdagangan kemarin, imbas mengikuti laju bursa saham regional, IHSG memang masih berada dalam fase konsolidasi. Satrio pun memperkirakan hingga penutupan perdagangan sore nanti, IHSG kemungkinan akan bergerak dalam rentang level 5.250–5.350.
MEGEL