Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip
I Made Mangku Pastika:

Berita Tempo Plus

12 Oktober 2003 | 00.00 WIB

Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Di Musi, Penyabangan, sebuah desa di kawasan Buleleng di pantai utara Bali, seorang bocah menghabiskan sebagian masa kanak-kanaknya di seputar lemari buku ayahnya. Dari lemari tua tersebut, yang sarat oleh kitab-kitab berbahasa Indonesia, Inggris, Belanda, dan Jepang, I Made Mangku Pastika—nama bocah itu—berkenalan dengan Mahabarata dan Ramayana. Dia membaca swadesi. Dia menyerap ahimsa, satu gerakan antikekerasan yang diajarkan tokoh India, Mahatha Gandhi. Sampai Pastika akhirnya meyakini ini: "Kekerasan tak pernah menyelesaikan masalah. Kekerasan sering kali harus ditutupi dengan kebohongan. Dan kebohongan harus ditutupi dengan kekerasan atau kebohongan yang lebih besar lagi."

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus