Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

3 VW Kodok Tua Tampil Kinclong di Jogja Volkswagen Festival

VW Kodok menjadi salah satu model yang banyak ditengok pengunjung di event Jogja Volkswagen Festival karena model yang unik

10 November 2019 | 14.49 WIB

VW Bettle bernama Whiteknight atau satria putih yang menjadi 'bagian' sejarah perjalanan  keluarga Djokosantoso Moeljono di ajang JVWF 2019. Tempo/Pribadi Wicaksono
Perbesar
VW Bettle bernama Whiteknight atau satria putih yang menjadi 'bagian' sejarah perjalanan keluarga Djokosantoso Moeljono di ajang JVWF 2019. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Mobil Volkswagen (VW) Beetle warna putih rilisan tahun 1962 membuat pengunjung di event Jogja Volkswagen Festival (JVWF) 2019 harus berhenti memandang heran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

VW putih itu kap depannya terbuka, dan di dalamnya berisi barang barang tak lazim. Ada sebuah unit radio tua dan tea set lengkap dengan bungkus teh yang belum diseduh. Juga sebuah foto keluarga lawas ikut terpampang di atas peti kayu tua di depan moncong VW itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rupanya VW yang dinamai Whiteknight atau satria putih itu 'bagian' sejarah perjalanan sebuah keluarga asal Jakarta bernama Djokosantoso Moeljono.

VW Beetle Type1 1962 itu memiliki kisah unik yang menemani keluarga itu. Menjadi mobil pertama yang dibeli pada tahun 1974 di Jakarta. Mobil itu awalnya dibeli Djoko dari sang pakdhe, almarhum Soewahjo Damarsarkoro selaku pemilik pertama.

Setelah dibeli VW kesayangan keluarga itu diboyong ke Jember Jawa Timur sebagai mobil keseharian hingga keluarga itu pindah ke Pekalongan Jawa Tengah pada 1975 dan baru balik ke Jakarta 1979.

VW yang masih terawat baik itu masih menjadi kendaraan andalan sehari-hari keluarga itu hingga tahun.1982. Lalu setelah itu, VW itu dipinjamkan secara bergantian kepada kerabat keluarga Djoko yang saat itu belum memiliki kendaraan.

Selama tak kurang dari 33 tahun, empat orang kerabat Djoko secara bergantian memakai VW itu mulai tahun 1982 dan akhirnya baru kembali ke Djoko tahun 2015.

Mulai akhir 2016, VW itu direstorasi oleh anak pertama Djokosantoso, Yoyok, di bengkel Rolls The Vintage yang dinahkodai Rolly Sanger di Jakarta Selatan hingga kembali tampil menawan dan diboyong untuk dipamerkan ke publik saat ajang Jogja Volkswagen Festival 2019 yang digelar di JEC, Sabtu-Minggu, 9-10 November 2019.

VW Beetle Chop Top 52 yang diboyong langsung dari Jepang oleh bengkel legendaris VW, FLAT-4 di ajang JVWF 2019. Tempo/Pribadi Wicaksono

Selain VW bersejarah milik keluarga Djokosantoso itu, dalam ajang itu ada pula mobil VW Beetle Chop Top 52. "VW Chop Top ini didatangkan langsung oleh bengkel legendaris VW, FLAT-4 asal Jepang ke ajang ini," ujar juru bicara JVWF 2019 Sutoto.

VW Chop Top dengan style California Look pertama di Jepang ini dibangun oleh salah satu legenda VW Takashi Komori (pendiri FLAT4) pada tahun 1976.

Berbasis VW Tipe 1 tahun 1952, model ini disebut menjadi perintis tren budaya VW kustom di Jepang. VW Chop Top ini tetap dipertahankan oleh bengkel FLAT4 selama 43 tahun dan sekarang menjadi ikon perusahaan itu.

"Kami dari Volkswagen Club Yogyakarta sangat bangga dan merasa terhormat untuk menjadi yang pertama menghadirkan VW bersejarah ini di Asia Tenggara, terima kasih kepada FLAT 4 Jepang yang sudah membantu mewujudkan impian kami," ujar Sutoto.

Selanjutnya: VW Beetle dengan style German Look lansiran 1974...

Selain itu, VW kodok yang banyak dikerubuti pengunjung tentu saja VW Beetle dengan style German Look lansiran 1974 yang menjadi hadiah utama lucky draw event JVWF 2019 ini.

VW kodok style German Look lansiran 1974 yang menjadi hadiah utama lucky draw event JVWF 2019 ini Tempo/Pribadi Wicaksono

Tjahjo Widjodjono, Ketua Pelaksana JVWF 2019, menuturkan konsep mobil lucky draw kali ini mengusung konsep German Look karena memang segala sesuatunya disesuaikan dengan restorasi VW Beetle bergaya Jerman.

"Mobil lucky draw produksi Jerman ini kami modifikasi di berbagai bagian dengan mengganti, mengurangi atau menambah bagian-bagian part tertentu dengan acuan gaya atau style German Look sehingga mobil ini sudah tidak standar pabrik lagi," katanya.

Kendati sudah tak standar, namun kata Tjahjo, VW Beetle Lucky Draw ini masih tetap aman, nyaman dan layak dikendari di jalan raya.

"Meski banyak perubahan, kami tetap mengutamakan keamanan dan kelayakan di jalan raya, perubahan hanya merombak penampilan. Kami pastikan mobil ini layal dikendarai di jalan raya dan aman," ujar Tjahjo.

Tjahjo menambahkan beberapa ubahan yang diterapkan dalam mobil lucky draw ini ialah pada bagian luar seperti headlamp, rearlamp, velg, cat, spion, bagian kap mesin hingga beberapa part interior seperti setang kemudi, jok dan lainnya.

Sedangkan untuk bagian mesin tak banyak ubahan dengan mempertahankan mesin asli VW Beetle yakni 1.600 cc empat silinder.

 

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus