Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik
Kebijakan Gubernur Konten

Berita Tempo Plus

Cara Dedi Mulyadi Membuat Kebijakan: Mengandalkan Intuisi

Tiga bulan menjadi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengeluarkan berbagai kebijakan kontroversial. Dibuat berdasarkan intuisi.

18 Mei 2025 | 08.30 WIB

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat meninjau siswa di Dodik Bela Negara Resimen 1 Stira Yudha Purwakarta, Jawa Barat, 14 Mei 2025.. Tempo/Ilham Balindra
Perbesar
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat meninjau siswa di Dodik Bela Negara Resimen 1 Stira Yudha Purwakarta, Jawa Barat, 14 Mei 2025.. Tempo/Ilham Balindra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ringkasan Berita

  • Ada pesantren butuh bantuan tapi tak mendapat dana hibah karena dicoret Gubernur Dedi Mulyadi.

  • Sejumlah anak yang dikirim ke barak militer diancam tak naik kelas jika menolak ikut pelatihan.

  • Kebijakan publik Dedi Mulyadi dibuat tanpa kajian cukup dan dirancang berkelanjutan.

RUMAH panggung dengan luas 72 meter persegi berdiri di atas tanah di Kampung Leuweunggaha Kidul, Pamekarsari, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Disusun dari kayu pohon alpukat, bangunan itu menjadi kelas di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al-Yumna. “Kami menyebutnya kelas internasional,” kata Asmas, seorang guru, berseloroh dengan Tempo, Rabu, 14 Mei 2025.

Sebanyak 60 santri dari kelas VII hingga IX bergantian menggunakan ruangan beratap asbes dan nihil dinding itu. Jika murid kelas VII belajar di sana, sisanya menggunakan dua kelas lain yang berdiri permanen. Sekolah yang dikelola Yayasan Umat Membumikan Al Quran itu juga memiliki pondok pesantren di area yang sama.

Sekolah yang berdiri pada 2019 itu mengandalkan bantuan dari donatur. Banyak orang tua santri hanya bisa membayar setengah dari iuran wajib Rp 750 ribu saban bulan. Maka bergembiralah para pengajar Al-Yumna ketika pesantren itu masuk daftar penerima hibah perbaikan ruang kelas dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun ini. Jumlahnya Rp 1,5 miliar.



Namun harapan mereka memperbaiki dan menambah kelas tiba-tiba buyar. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang dilantik pada 20 Februari 2025 mencoret Al-Yumna bersama 369 yayasan lain. “Kami tak berharap lagi karena sudah sering mengajukan permohonan tapi tak pernah diterima,” ujar penjabat Kepala Sekolah Al-Yumna, Sholahudin.

Dedi Mulyadi hanya menyetujui dana hibah diberikan kepada dua yayasan. Mereka yang beruntung adalah Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an Jawa Barat, yang mendapat dana Rp 9 miliar, dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Mathla’ul Anwar di Ciaruteun Udik, Kabupaten Bogor, yang memperoleh Rp 250 juta. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Gaya Beringin Kader Gerindra".

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus