Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

8 Risiko Sedot Lemak, Awas Kulit Kendur dan Mati Rasa

Meski biayanya mahal, sedot lemak banyak diminati untuk estetika. Waspada risikonya, dari infeksi hingga mati rasa.

28 Oktober 2019 | 21.00 WIB

Ilustrasi lemak perut. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi lemak perut. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam dunia medis, sedot lemak memiliki banyak sebutan, seperti lipoplasti, lipektomi atau lipo. Sedot lemak ialah jenis operasi kecantikan yang memecah dan “menghisap” lemak agar bentuk tubuh ideal. Biasanya, lemak yang sering disedot berada di bagian perut, paha, bokong, leher, dagu, lengan atas dan belakang, betis hingga punggung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Lemak dikeluarkan dengan sebuah alat bernama kanula, yang dimasukkan ke dalam kulit. Kemudian, vakum berkekuatan tinggi pun dinyalakan lewat kanula itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak main-main, harga dari operasi sedot lemak berkisar dari Rp 28 juta hingga Rp 49 juta. Di Amerika Serikat saja, sekitar 300 ribu operasi sedot lemak dilakukan setiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa sudah banyak rumah sakit dan tenaga medis yang ahli dalam melakukan prosedurnya.

Namun, perlu diketahui sedot lemak bisa mendatangkan risiko bagi kesehatan. Apa saja?

1. Kulit kendur

Kulit Anda bisa terlihat bergelombang atau layu jika pembuangan lemak tidak merata. Selain itu, elastisitas kulit bisa menjadi buruk.

Yang ditakutkan, perubahan pada kulit akibat bahaya sedot lemak ini bisa bersifat permanen. Tidak hanya itu, kerusakan di bawah kulit juga bisa muncul. Hasilnya, akan ada bekas permanen yang bisa terlihat.

2. Timbulnya kantong cairan

Bahaya sedot lemak lainnya ialah timbulnya kantong cairan (seroma) yang bersifat sementara. Seroma bisa terbentuk di bawah kulit. Akibatnya, jarum harus dimasukkan untuk mengeringkan cairan ini.

3. Mati rasa

Mati rasa bisa saja timbul di bagian yang terdampak dari bahaya sedot lemak. Bahkan, selain bersifat sementara, mati rasa ini bisa terjadi permanen. Selain itu, iritasi saraf sementara juga mungkin saja terjadi.


4. Infeksi

Walau jarang terjadi, infeksi kulit bisa saja terjadi karena bahaya sedot lemak. Lebih parahnya lagi, beberapa infeksi kulit bisa menyebabkan kematian.

5. Rusaknya organ dalam

Dalam kasus yang sangat langka, kanula bisa menusuk ke dalam organ tubuh lainnya, dan mengenai organ internal. Hal ini, pasien harus menjalani operasi darurat.

6. Emboli lemak

Potongan-potongan lemak yang kendur dapat terpecah dan terperangkap dalam pembuluh darah, serta terkumpul di paru-paru hingga ke otak. Ini adalah kondisi darurat medis yang harus segera ditangani.

7. Masalah ginjal dan jantung

Pergeseran dalam tingkat cairan ketika adanya cairan yang disuntikkan ke dalam atau dihisap ke luar, bisa menyebabkan masalah ginjal, jantung dan paru-paru. Kondisi ini bisa mengancam jiwa pasien.

8. Keracunan obat anestesi

Lidocaine adalah obat bius yang sering diberikan dalam bentuk injeksi, kemudian disuntikkan saat pasien sedang menjalani operasi sedot lemak. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit yang dialami pasien.

Walau dianggap aman, dalam beberapa kasus langka, keracunan lidocaine bisa terjadi dan menyebabkan masalah jantung serta sistem saraf pusat.

Setelah prosedur sedot lemak selesai dilakukan, akan ada rasa sakit di bagian tubuh yang lemaknya disedot. Pembengkakan dan memar juga bisa muncul.

Dokter bedah yang melakukan operasi sedot lemak pada tubuh Anda akan membiarkan sayatan tempat penyedotan lemak untuk tetap terbuka. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan drainase.

Dibutuhkan waktu beberapa hari sampai Anda bisa mulai bekerja lagi, dan beberapa minggu untuk kembali melakukan aktivitas seperti olahraga.

Selama masa waktu ini, penyimpangan kontur bisa terjadi karena masih ada lemak tersisa yang mengendap.

Sedot lemak biasanya dilakukan oleh orang memiliki berat badan yang stabil, namun tetap ingin menghilangkan lemak di beberapa bagian tubuhnya. Perlu ditegaskan, operasi sedot lemak bukan metode penurunan berat badan secara keseluruhan. Operasi sedot lemak juga bukan untuk mengatasi obesitas.

Prosedur ini tidak bisa menghilangkan selulit, lesung pipi, ataupun stretch mark. Operasi sedot lemak ini dilakukan untuk tujuan estetika, dan dipilih oleh mereka yang ingin mengubah serta meningkatkan kontur tubuh.

Jika pasien sedot lemak tidak menjalankan gaya hidup sehat setelah menjalani prosedur penyedotan lemak, ada risiko sel-sel lemak yang tersisa, bisa tumbuh lebih besar.

SEHATQ

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus