Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 43 persen perempuan di dunia mengalami disfungsi seksual. Salah satu hal yang paling banyak dialami adalah kehilangan libido atau hasrat bercinta. Kondisi ini memang tidak berakibat fatal, tapi menurunkan kualitas kehidupan seksual penderitanya.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Pondok Indah-Puri Indah Grace Valentine mengatakan gangguan ini dipengaruhi oleh fisik dan emosional. “Dari faktor fisik, penyakit jantung atau diabetes menyebabkan sexual desire perempuan atau laki-laki berkurang,” kata dia di Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain itu, perubahan hormon seperti ketika memasuki masa menopause juga mempengaruhi. Pada saat menopause, penurunan hormon estrogen menyebabkan penipisan dinding vagina dan pelumasan berkurang. Kondisi itu menyebabkan rasa nyeri saat berhubungan. Jika itu berlangsung terus menerus, wanita akan mengalami trauma sehingga enggan melakukannya lagi. Perubahan hormon juga terjadi setelah melahirkan.
Hal lainnya adalah adanya infeksi atau hal-hal tidak normal pada organ kewanitaan seperti tumor.
“Obat-obatan juga berpengaruh, misalnya antidepresan dan antihipertensi. Begitu juga dengan obat lambung seperti dari golongan histamine diketahui dapat menurunkan hasrat seksual,” ujar Grace.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain faktor fisik, emosional atau psikis juga sangat berpengaruh. Kadang-kadang kondisi fisik baik-baik saja tapi ternyata tidak dengan emosional. Hal-hal sepele, seperti bertengkar dengan pasangan dan kelelahan mengurus anak bisa menyebabkan libido wanita menurun. Kondisi yang lebih berat adalah gangguan cemas dan depresi.
“Kadang-kadang kebosanan dengan rutinitas seksual yang teratur, gerakan yang itu-itu saja. Jadi harus ada variasi,” kata Grace.
Hal lain yang membuat hasrat bercinta wanita menurun adalah gaya hidup tidak sehat seperti merokok, minum alkohol berlebihan, dan kurang mengonsumsi serat.