Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Anak Korban Tanjakan Emen Histeris: Bunda..,Bunda!

Galang Andriansyah mengatakan bahwa kejadian yang menewaskan Martiningsih, korban tanjakan Emen, baru diketahuinya Minggu pagi.

12 Februari 2018 | 07.35 WIB

Sejumlah keluarga korban kecelakaan bus pariwisata berdoa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Legoso Ciputat, Tangerang Selatan, 11 Februari 2018. Sebanyak 22 orang korban tewas kecelakaan di Tanjakan Emen, Subang dimakamkan bersamaan. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Perbesar
Sejumlah keluarga korban kecelakaan bus pariwisata berdoa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Legoso Ciputat, Tangerang Selatan, 11 Februari 2018. Sebanyak 22 orang korban tewas kecelakaan di Tanjakan Emen, Subang dimakamkan bersamaan. TEMPO/Fakhri Hermansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Depok – Suasana duka menyelimuti kediaman dua dari 27 korban tanjaman Emen, Ciceneng Desa Ciater, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang meninggal akibat kecelakaan maut bus pariwisata. 

Kedua korban yang masih kerabat itu tinggal di kawasan Depok. Mereka adalah Sri Martiningsih, 35 tahun, warga Permata Manssion Cluster Shappire RT01/11 Kelurahan Serua, Bojongsari, dan Atifah Siameti (10) yang tinggal di Jalan Mustofa, RT05/04, Kelurahan Kukusan, Beji, Depok.

Atifah merupakan ponakan dari Sri Martiningsih. Keduanya hendak melakukan wisata ke wilayah Cipanas, Jawa Barat.

SimakKecelakaan Bus di Tanjakan Emen, Korban Tewas 27, Luka 32 

“Sempat tidak percaya anak dan sanak saudara saya telah pergi,” kata mertua Sri Martiningsih, Umar Maya, di kediaman Martiningsih, pada Minggu, 11 Februari 2018.

Kecelakaan maut bus pariwisata yang terguling pada Sabtu, 10 Februari 2018, sekitar pukul 16.00 WIB, di turunan Emen itu menelan korban meninggal 27 orang, luka berat 8 orang dan luka ringan 10 orang. Para korban dimakamkan secara massal di Taman Pemakaman Umum Legoso, Tangerang Selatan.

Menurut Umar, Martiningsih sosok menantu yang pengertian terlebih terhadap mertuanya. “Bahkan anak kandung saya yang merupakan suami Ningsih, biasa saja.”

Sri Martiningsih meninggalkan seorang anak berusia 9 tahun. Selama prosesi pemakaman, anak dan suaminya, Muhammad Rafli (9) dan Idham Firmansyah (39), tak berhenti meneteskan air matanya.

“Bunda, Bunda,” ucap sang anak mengantar proses pemakaman massal di TPU Legoso, Tangerang Selatan.

Keponakan Idham, Galang Andriansyah, mengatakan bahwa kejadian yang menewaskan tantenya tersebut baru diketahuinya minggu pagi sekitar pukul 06.00.

“Dini harinya, pintu rumah ada ngetok, tapi nggak ada orang, mungkin dia kasih kabar,” ucap Idham.

Idham mengenal sosok tantenya merupakan wanita yang ramah serta bersahaja. “Saya masih belum percaya, terakhir ketemu Bulan Desember kemarin,” katanya.

Kepala Kantor Pelayanan Jasa Raharja Cibinong Andi Raharja yang mendatangi langsung rumah duka, menyerahkan santunan kematian kepada ahli waris korban tanjakan Emen yakni suami korban, Idham Firmasyah. Santunan yang diserahkan sebesar Rp 50 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ade Ridwan Yandwiputra

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus