Balada pemetik teh

Kehidupan wanita pemetik teh di perkebunan malabar & berbagai sarana kesejahteraan/hiburan yang tersedia yang menjamin kehidupan mereka tak terpisahkan dari lingkungan teh. gambaran zaman kolonial.(sel)

30 November 1985 | 00.00 WIB

Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini

Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
Akses penuh seluruh artikel Tempo+
Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
Fitur baca cepat di edisi Mingguan
Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo

Lihat Benefit Lainnya

Edisi 30 November 1985

Mingguan Edisi 1985-11-30

Kok, Enggan Lapor?Si pincang, si penangis carbon:arrow-rightBalada pemetik teh Bisa menolak penyakit Disunat makhluk halus

PODCAST REKOMENDASI TEMPO

Podcast Terkait
Podcast Terbaru

Jemaah Calon Haji Kloter 1 Gelombang Pertama dari Indonesia Tiba di Madinah

10 Orang jadi Tersangka Penyerangan di Kemang

Foto

10 Orang jadi Tersangka Penyerangan di Kemang

KPK Berikan Edukasi Anti Korupsi saat Peringatan Hardiknas

Foto

KPK Berikan Edukasi Anti Korupsi saat Peringatan Hardiknas

Semarak Peringatan Hardiknas di Berbagai Daerah

Foto

Semarak Peringatan Hardiknas di Berbagai Daerah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Artikel Terbaru

Pelajaran dari Koperasi Melania Bandung untuk Koperasi Merah Putih

69 Siswa Mulai Dikirim ke Barak Militer, Bima Arya Ingatkan Perlu Konsep yang Kuat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Artikel Trending

Sebelum Sastra Profetik Kuntowijoyo Lahir

Cerita Francisca Fanggidaej Selama Eksil di Cina dan Belanda

Masjid Hidayatullah: Rumah Para Musafir di Pojok Atambua

Masjid Jogokariyan Yogyakarta yang Dihidupkan Komunitas

Kisah Novel Pertama Kuntowijoyo yang Akhirnya Dibukukan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Arsip

Lihat Indeks Artikel