Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Benarkah Suplemen Minyak Ikan dan Vitamin D Tak Banyak Gunanya?

Para peneliti menemukan bahwa manfaat sebenarnya dari suplemen minyak ikan dan vitamin D tidak luar biasa.

14 November 2018 | 21.43 WIB

Ilustrasi suplemen minyak ikan. taylorhooton.org
Perbesar
Ilustrasi suplemen minyak ikan. taylorhooton.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Buat yang percaya mengonsumsi minyak ikan dan vitamin D akan mencegah risiko berkembangnya kanker atau penyakit jantung, Anda bisa saja kecewa mendengar kabar ini. Menurut sebuah studi bernama VITAL (Vitamin D and Omega-3 Trial) yang diterbitkan di New England Journal of Medicine dan dipresentasikan dalam American Heart Association Scientific Sessions pada 2018, para peneliti menemukan bahwa manfaat sebenarnya dari dua suplemen ini tidak luar biasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Studi yang dilakukan terhadap hampir 26.000 orang dewasa bertubuh sehat yang dipantau selama sekitar lima tahun menemukan bahwa suplementasi dengan vitamin D atau pun minyak ikan tidak menurunkan diagnosis kanker atau kasus kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, atau kematian akibat penyakit jantung, dibandingkan dengan menggunakan plasebo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti dilansir dari People, dalam studi ini, para partisipan, yang terdiri dari pria berusia 50 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas, mengonsumsi vitamin D 2.000 IU internasional dan 1 gram asam lemak omega-3 per hari.

Namun, tidak semua orang dalam studi itu memberi kabar buruk untuk vitamin D dan minyak ikan. Pada partisipan yang mengonsumsi suplemen vitamin D setidaknya selama dua tahun, peneliti menemukan kemungkinan 25 persen lebih rendah kematian akibat kanker.

Meski tidak mengurangi tingkat semua permasalahan jantung yang serius, minyak ikan tampaknya menurunkan peluang seseorang terkena serangan jantung, khususnya. Penurunan ini bahkan lebih tinggi pada orang yang tidak mendapatkan banyak ikan dalam makanan mereka dan pada orang Afrika-Amerika.

“Jika temuan ini dikonfirmasi dan direplikasi, mungkin menunjukkan ke pendekatan yang sangat menjanjikan untuk mengurangi risiko koroner di antara orang Afrika-Amerika,” jelas salah penulis studi itu, JoAnn Manson, MD.

“Kami berencana memantau partisipan-partisipan ini selama beberapa tahun ke depan untuk melihat apakah indikasi ini menguat,” tambahnya.

Apa yang disebut "titik akhir sekunder" dalam dunia ilmiah ini perlu diteliti lebih cermat dalam studi yang dirancang khusus untuk mendapatkan perincian lebih lanjut dan harus ditafsirkan dengan "hati-hati”, menurut editorial yang diterbitkan bersama studi itu.

Manson dan rekan-rekan penulisnya menuturkan rencana untuk menerbitkan lebih banyak hasil yang memeriksakan bagaimana suplemen dapat mempengaruhi gangguan autoimun, diabetes, kognitif, dan kondisi spesifik lain.

Para peneliti menunjukkan bahwa tidak ada efek samping serius dalam penelitian ini, yang artinya kemungkinan tidak ada risiko besar dalam terus mengonsumsi vitamin D atau minyak ikan jika Anda sudah melakukannya. Kendati demikian, para ahli memperingatkan agar tidak mengonsumsi dosis tinggi untuk hampir semua suplemen.

Terlepas dari hal tersebut, vitamin D masih penting dikonsumsi untuk kesehatan tulang. Tapi perlu diingat bahwa apa yang diklasifikasikan sebagai level vitamin D yang “memadai” atau “kekurangan” masih diperdebatkan.

Sementara itu, pastikan Anda makan makanan yang seimbang dan bergizi, banyak berolahraga, serta menjaga berat badan untuk membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker. Jika merokok, berhentilah mulai dari sekarang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus