Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Malang-Direktur Biro Perjalanan dan Umrah Al Aqsa M. Agus Sugianto mengaku kaget mengetahui seorang jemaah umrah yang berangkat melalui biro perjalanannya, Rustawi Tomo Kabul, ditangkap polisi Brunei karena diduga membawa bahan peledak. Agus tak percaya Rustawi membawa bahan peledak karena niatnya untuk menunaikan ibadah umrah.
"Pak Rustawi petani yang jujur. Tak mungkin membawa bahan peledak," kata Agus, Kamis 7 Mei 2015. Apalagi, saat manasik para jemaah diingatkan untuk tidak membawa barang-barang yang dilarang dalam penerbangan, termasuk gunting, pisau, dan korek api. Berkaitan dengan kejadian itu Agus mengatakan telah menghubungi pimpinan rombongan umrah, Bibit Harianto, melalui sambungan telepon.
Bibit menjelaskan Sabtu, 2 Mei 2015, Rustawi ditangkap petugas keamanan Brunei Internasional Airport. Saat itu, para penumpang Royal Brunei Airline dari Bandara Juanda Sidoarjo sedang transit di Brunei Internasional Airport. Mereka berpindah dari pesawat kecil ke pesawat berbadan lebar menampung 400 penumpang.
Saat transit, seluruh barang bawaan penumpang diperiksa satu per satu. Giliran tas koper Rustawi diperiksa ditemukan bahan peledak, empat butir peluru, pisau dan gunting. Barang tersebut terselip di antara pakaiannya.
Rustawi dan istrinya, Pantes Sastro Prajitno, diperiksa polisi setempat. Selaku pimpinan rombongan jemaah, Bibit pun turut diperiksa. Mereka menjalani pemeriksa selama sehari. Kepada polisi Pantes mengaku tak tahu apa-apa atas temuan bahan peledak tersebut. Pantes dan Bibit dilepas dan diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan ke Jeddah.
"Pak Bibit hanya sebagai saksi. Bu Pantes tetap berangkat umrah," kata Agus. Menurut Bibit, katanya, Rustawi tak pernah berhubungan dengan jaringan kelompok radikal. Agus sangsi Rustawi membawa bahan peledak dan amunisi. Apalagi Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah. Adapun Bibit merupakan pengusaha toko emas yang juga da'i.
Bibit sering umrah bersama jemaahnya melalui Biro Perjalanan Al Aqsa di Malang. Karena tertahan selama sehari di Brunei, para jemaah mengalami kerugian. Sesuai jadwal mereka umrah selama 13 hari dan telah mengantongi tiket perjalanan balik. Sehingga waktu beribadah menjadi berkurang.
Agus mengaku mengambil hikmah atas peristiwa tersebut. Menurutnya setiap jemaah berangkat membawa sebuah tas koper, tas belanja dan tas berisi dokumen berupa kartu tanda penduduk dan paspor. Setelah kejadian ini, ia meminta kepada para jemaah untuk mengunci kopornya agar tak mudah dibuka orang lain.
Agus yakin Rustawi tak bersalah. Apalagi setelah putri Rustawi datang dan menjelaskan identitas dan latar belakang orang tuanya. Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok. "Dia itu korban," katanya.
EKO WIDIANTO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini