Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Jika jam sarapan terlewatkan, seringkali menggabungkan dengan jam makan siang. Dengan keyakinan bahwa kebutuhan kalori terpenuhi pada saat makan siang. Atau kegiatan menggeser jam makan antara sarapan dengan makan siang, yang dikenal dengan istilah Brunch. Hati-hati, kebiasaan ini memicu obesitas, menurunkan daya ingat.
Menurut perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ulul Albab, kebiasaan menggabungkan sarapan dengan makan siang rentan memicu obesitas.
"Metabolisme insulin meningkat pada mereka yang tidak sarapan, sehingga kadar gula meningkat dan mudah memicu rasa lapar," jelasnya di Jakarta. Hal ini akan menggeser pola makan. Sehingga fase lapar meningkat di malam hari saat aktivitas berkurang dan memicu penumpukan kalori yang berujung pada obesitas.
Selain itu, melewatkan sarapan juga akan menyebabkan tubuh lemas, daya ingat menurun dan otak sulit berkonsentrasi. Untuk memperoleh manfaat dari sarapan, Ulul mengingatkan untuk menghindari menu sarapan kaya karbohidrat.
Menu sarapan yang disarankan terdiri dari protein, lemak, vitamin, dan mineral. Karena sarapan memenuhi 15-30 persen kebutuhan kalori harian, sedangkan sisanya 50-60 persen diperoleh dari makan siang dan sekitar 10-20 persen dari makan malam.
TABLOIDBINTANG
Berita lainnya:
Ssstt, Ini Makanan yang Bisa Meningkatkan Gairah Seksual Anda
Jangan Katakan 5 Kalimat ini pada Sahabat yang Baru Cerai
Tip Merawat Kulit di Sela-sela Kesibukan ala Michella Putri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini