Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Debat Cawapres, Istri Sandiaga Uno Jadi Inspirasi Atasi Stunting

Dalam debat cawapres 2019, Sandiaga Uno menceritakan kondisi istrinya, Nur Asia Uno seusai melahirkan anak bungsunya. Ada kaitannya dengan stunting.

18 Maret 2019 | 13.07 WIB

Calon wakil presiden Sandiaga Uno bersama istri, Nur Asia Uno, bersiap menuju venue debat cawapres di hotel Sultan, Jakarta, Ahad, 17 Maret 2019. TEMPO/Ryan Dwiky
Perbesar
Calon wakil presiden Sandiaga Uno bersama istri, Nur Asia Uno, bersiap menuju venue debat cawapres di hotel Sultan, Jakarta, Ahad, 17 Maret 2019. TEMPO/Ryan Dwiky

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Debat cawapres 2019 berlangsung pada Minggu malam, 17 Maret 2019. Pada kesempatan itu, calon wakil presiden Ma’ruf Amin dan calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno adu gagasan di di Hotel Sultan, Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Debat cawapres 2019 ini mengangkat tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan kebudayaan. Salah satu isu yang dibahas adalah masalah stunting. Sandiaga Uno menjelaskan bagaimana pengalaman istrinya, Nur Asia Uno, menjadi inspirasi untuk program yang dia tawarkan.

Stunting adalah masalah gizi kronis dan berulang yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi. Sandiaga Uno mengatakan solusi yang dia tawarkan bersama dengan calon presiden Prabowo Subianto adalah Indonesia emas. “Salah satu dari aspek Indonesia emas itu adalah gerakan untuk memastikan ibu-ibu, emak-emak, mendapatkan protein yang cukup. Susu maupun asupan protein yang lain, ikan dan lain sebagainya,” tutur Sandiaga Uno.

Salah satu program Indonesia Emas adalah sedekah putih yang bertujuan mengatasi masalah stunting dengan memberikan donasi susu. Sandiaga Uno terinspirasi dari pengalaman istrinya dengan anak ketiga mereka, Sulaiman. “Istri saya tercinta, beliau melahirkan di usia 42 tahun, anak terakhir kami, si bungsu Sulaiman. Seperti ajaran guru-guru maupun orang tua, kami memberikan air susu ibu atau ASI. Tapi mendadak di bulan ke-6 berhenti, tidak keluar lagi,” lanjut Sandiaga Uno.

Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno (kanan) didampingi istrinya, Nur Asia Uno melambaikan tangan saat tiba di lokasi Debat Cawapres di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad, 17 Maret 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat

Sandiaga Uno mengatakan karena faktor usia atau penyebab lain, Nur Asia Uno tidak bisa lanjut menyusui anak bungsunya. Dan kondisi ini juga dihadapi oleh banyak ibu lainnya. Sebab itu, menurut Sandiaga Uno, program donasi susu ini diharapkan bisa menyumbangkan susu atau asupan gizi lainnya yang bisa membantu memastikan ibu dan anak di Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup.

Dia mengatakan kalau pemerintah tidak bisa menyelesaikan masalah stunting sendiri, karena itu menawarkan program yang inklusif. Masalah stunting, menurut Sandiaga Uno, menjadi persoalan yang lebih besar dari isu Pilpres 2019. “Di sini kita bicara generasi emas yang akan hilang bila sepertiga anak kami tidak mendapat asupan protein,” jelasnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus