Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Kutai Barat -Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutai Barat, Jenton, mengatakan penetapan darurat becana banjir sebagai langkah awal yang sudah dilakukan guna mendapatkan bantuan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana melalui pemerintah provinsi Kalimantan Timur.
“Dengan ditetapkan darurat bencana, mudah-mudahan bantuan pemerintah dapat segera diberikan ke Kutai Barat untuk disalurkan kepada korban banjir,” kata Jenton kepada Tempo ketika dihubungi dari Samarinda, Selasa, 16 Mei 2017.
Banjir di Kutai Barat merendam 95 desa di 14 kecamatan. Tital keluarga yang terdampak mencapai 12.593 kepala keluarga atau 43.577 jiwa. Pemerintah Kutai Barat telah menetapkan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Banjir.
Baca: Banjir Kutai Barat, Bupati Berharap Ditetapkan Darurat Bencana
Jenton menjelaskan, bantuan tak hanya diharapkan dari pemerintah, tetapi semua pihak, termasuk para pengusaha. “Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutai Barat siap 24 jam,” kata Jenton. Badan Penanggulangan Bencana, kata dia, berfokus pada misi penyelamatan dan kemanusiaan. “Siapa yang ingin menolong, membantu, baik dari pihak swasta atau investor bisa langsung menyalurkan ke kantor kami.”
Banjir di Kutai Barat sudah berlangsung selama 12 hari. Namun, belum ada tanda-tanda banjir itu surut. Jenton mengatakan, banjir di Kutai Barat memang sudah terjadi sejak tahun 1970-an. Tapi, kondisinya kini kian parah. Ini, kata dia, dipicu maraknya eksploitasi lingkungan di daerah itu.
“Sekitar tahun 1970-an, kenaikkan (volume atau ketinggian) banjir tidak seperti sekarang,” kata Jenton. “Dulu belum banyak batu bara, sekarang batu bara masuk, sawit masuk. Jadi tidak ada lagi tempat penyerapan air. Saya tidak berani cerita banyak tentang itu.”
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutai Barat tak bisa mencegah banjir terjadi, tapi mereka selalu siap menginformasikan dan memberikan bantuan kepada masyarakat saat becana datang. “Kita tidak bisa melawan (bencana) hanya bisa menginformasikan dan mengantisipasi,” kata dia. “Kalau ada kemungkinan akan banjir, warga harus cepat mengungsi, peliharaan ternak harus cepat diamankan.”
Bupati Kutai Barat tak banyak menjelaskan mengenai kondisi banjir di Kutai Barat. Ia mengatakan, banjir itu disebabkan oleh faktor alam, dan dirinya sudah menetapkan darurat banjir. "Banjir di sini terjadi hampir setiap tahun, karena faktor alam," kata Yapan, saat ditemui di Barong Tongkok, Selasa, 16 Mei 2017.
SAPRI MAULANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini