Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Perhelatan Jogja Volks Wagen Festival (JVWF) 2019 di Jogja Expo Center (JEC) Yogya 9-10 November 2019 tak hanya menyajikan ratusan koleksi VW yang menarik perhatian mata. Di sisi timur venue utama, saudara kandung VW, Porsche, juga mejeng berderet tak kalah menariknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah koleksi langka nyempil diantara deretan Porsche itu. Termasuk traktor pertanian buatan Porsche ikut bersanding dengan mobil mobil sporty pabrikan Jerman itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun yang cukup menarik ada dua unit terlangka karya maestro Porsche yang bersanding bersamaan dalam ajang itu dengan penampilan saling berbeda walau satu seri. Yaitu, Porsche 356a, yang populasinya diperkirakan tak sampai 10 unit di tanah air.Traktor Porsche di ajang JVWF 2019. Tempo/Pribadi Wicaksono
Satu unit 356a tampil bersih mengkilap baru keluar bengkel selesai direstorasi. Sedangkan satu unit di sebelahnya diketahui tampil apa adanya usai dikendarai dari luar kota dan langsung mengikuti ajang itu. Porsche 356a merupakan seri coupe cukup langka yang dirilis 1948 hingga 1965 untuk pasaran global.
Unit Porsche 356a yang tampak mengkilap pada ajang itu diketahui koleksi pembalap Rifat Sungkar rilisan 1956 atau kerap disebut T1 (model pertama) yang selama setahun terakhir digarap bengkel Volkwise Autoworks Surabaya. Sedangkan satu koleksi sebelahnya milik seorang pecinta Porsche asal Bandung.
"Ini model T1 yang semuanya documented, sasis dan mesin semua benar, jadi memang matching number, mesin bener bener bawaan mobil ini," ujar Stefanus Giovani alias Stevi dari Bengkel Volkwise Autoworks Surabaya yang menggarap Porsche 356a milik Rifat Sungkar dalam ajang itu.
Stevi mengungkap untuk mengecek orisinalitas komponen suatu unit Porsche sendiri bisa mengkroscek dengan meminta sertifikat dari Porsche langsung.
Untuk Porsche 356a itu, Stevi mengatakan kondisinya saat ia garap sebenarnya sedang di tengah proses pengerjaan bengkel di Jakarta namun belum selesai. Saat masih dalam tahap pengelasan, Prosche itu tiba tiba dijual pemiliknya yang kemudian berpindah ke kliennya Rifat Sungkar.
Lalu Stevi pun mengambil alih menggarap mobil itu setahun silam dan baru jadi belakangan. Stevi mengatakan ongkos merestorasi mobil lawas itu lebih dari Rp 500 juta. Biaya itu untuk membenahi mulai bodi, kaki kaki, mesin, transmisi, rem, hingga interior.
"Semua aksesoris juga sudah dikembalikan seperti aslinya. Tak ada bagian yang tak direstorasi," ujar Stevi yang mengimpor seluruh spare part seri itu dari pasar Amerika dan Eropa.
Kesulitan utama merestorasi seri yang berjaya pasca perang dunia 2 itu dengan kapasitas mesin 1600 cc itu menurut Stevi tentu saja soal bodinya.
Sebab bawaan bodi mobil ini memang tak simetris karena dibuat secara handmade kala itu. Pihaknya pun mensimetriskan bodi Porsche 356a itu agar lebih baik.
"Makanya kami kembalikan kalau bisa lebih presisi bodinya, lebih baik dari kondisi pabrik," ujarnya.
Cat Porsche 356a Rifat Sungkar itu pun juga dikembalikan sesuai warna aslinya seperti keluaran pabrik yakni hijau tua metalik.
Sedangkan Prosche 356a warna silver yang bersanding dengan Porsche 356a hijau milik Rifat menurut Stevi juga sudah direstorasi dan sengaja tak dicuci sehingga tampak kusam usai dibawa berkendara.