Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Diet puasa berselang atau intermittent fasting jadi salah satu diet paling populer dalam beberapa tahun terakhir. Diet tersebut tidak hanya membantu mereka menurunkan berat badan tetapi juga membantu mengatur kadar gula darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Puasa intermiten diterapkan dengan waktu bergantian antara periode makan dan puasa. Fokusnya adalah pada waktu, bukan jenis makanannya. Diet ini membatasi makan Anda pada jendela waktu tertentu setiap hari. Metode puasa intermiten yang paling populer adalah 16: 8, artinya Anda berpuasa selama 16 jam, biasanya dari malam hingga siang hari berikutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manfaat puasa berselang tergantung pada jenis puasa yang Anda ikuti, durasinya dan bahkan mungkin jenis kelamin.
Berikut perbedaan efek intermittent fasting pada wanita, seperti dilansir Times of India, Jumat, 16 Oktober 2020.
1. Wanita mungkin bereaksi lebih cepat
Wanita mungkin mengamati efek puasa lebih cepat daripada pria. Saat berpuasa, Anda mulai membakar lemak, bukan glukosa, untuk energi.
Wanita mulai membakar lemak ini lebih cepat daripada pria saat mengikuti puasa intermiten. Ada lebih banyak lemak yang terlihat di aliran darah wanita dibandingkan pria yang untuk jangka waktu yang sama.
Ini menunjukkan bahwa wanita dapat melihat hasil dengan jendela puasa yang lebih pendek. Penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk melihat apakah perempuan bisa melakukan puasa dengan durasi puasa yang lebih pendek tapi hasil yang optimal.
2. Penurunan berat badan
Kebanyakan metode puasa intermiten tidak membatasi apa yang dapat dimakan selama jendela makan. Sebuah studi yang diterbitkan pada 2019 di Obesity menemukan bahwa wanita gemuk kehilangan lebih banyak berat badan dengan mengikuti puasa intermiten bersamaan dengan diet ketat.
3. Resistensi insulin
Saat mengikuti intermittent fasting, banyak orang telah merasakan peningkatan resistensi insulin. Tetapi wanita mungkin tidak merasakan peningkatan yang sama dengan pria. Penelitian sedang dilakukan untuk mengkonfirmasi hal ini.
Resistensi insulin terjadi ketika tubuh tidak merespons insulin dengan baik dan tidak dapat menggunakan glukosa untuk energi. Akibatnya, pankreas menghasilkan lebih banyak insulin, membuat kadar gula darah naik.
4. Kesuburan
Satu penelitian menemukan bahwa puasa ini tidak mempengaruhi kadar hormon pada wanita pramenopause. Namun, sebuah penelitian yang dilakukan pada wanita Muslim yang berpuasa dari subuh hingga senja selama 30 hari selama Ramadan menunjukkan bahwa ada beberapa penyimpangan dalam siklus menstruasi wanita yang berpuasa.
Mereka mungkin mengalami aliran yang lebih deras dari biasanya atau siklus menstruasi lebih rapat. Siklus haid yang tidak teratur seperti yang kita ketahui bisa mempengaruhi kesuburan seorang wanita.
Tidak setiap wanita bisa mencoba intermittent fasting, terutama jika Anda sedang hamil atau menyusui. Puasa dapat membatasi nutrisi yang dibutuhkan ibu dan bayi. Selain itu, diet ini tidak dianjurkan untuk wanita dengan gangguan makan. Jika berencana untuk mengikuti puasa intermiten, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.